Menurut profesor kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, AS di bawah pemerintahan Biden mencoba membangun kembali citra negara yang adil dan tak memihak.
Yon juga berpendapat AS mencoba membangun dialog dan kepercayaan dengan dunia Islam yang sempat 'renggang' akibat pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
"Upaya-upaya membangun kepercayaan itu direalisasikan dengan kebijakan-kebijakan nyata, salah satunya dengan membuka lagi kantor konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem," ucap Yon kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Yon menilai AS mencoba memberikan pesan keadilan kepada dunia dengan bersikap netral dalam menangani konflik Israel-Palestina.
Lihat Juga : |
AS sendiri memang memiliki kedekatan dengan Israel. Kedekatan antara kedua negara tersebut membuat Palestina tak pernah mendapatkan keadilan dari Washington.
"Jadi Biden ingin mencoba memfasilitasi itu, mengakomodasi kepentingan umum Palestina," tutur Yon.
Yon juga berpendapat Biden mencoba mempersatukan kembali warga AS yang terpecah sejak Trump menjabat. Biden juga dinilai berupaya merangkul masyarakat Muslim Amerika dan minoritas lain demi mendapatkan persatuan.
"Karena Biden mengerti perpecahan dalam masyarakat AS sendiri tidak akan menguntungkan Amerika. Dia ingin mencoba menyatukan warga asli AS dan pendatang supaya bisa membangun AS dari tantangan global saat ini," katanya lagi.
Sementara itu, Trump merupakan salah satu tokoh AS yang memihak Israel. Bahkan, pria itu sempat merilis berbagai aturan yang bernada xenofobia dan Islamofobia.
Trump sempat menutup perbatasan AS bagi negara-negara mayoritas Muslim, yang dikenal dengan Muslim Travel Ban.
(bac/pwn/bac)