Sejak invasi Rusia ke Ukraina, dua negara Skandinavia, yakni Finlandia dan Swedia, digadang bakal bergabung ke Pakta Pertahanan Aliansi Utara (NATO).
Sebagaimana diberitakan CNN, keputusan Presiden Vladimir Putin menyerang Ukraina telah membuat pria itu menjadi paria dengan semakin sedikit sekutu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa negara yang tadinya netral memilih mengirimkan senjata ke Ukraina. Tak hanya itu, negara-negara yang memiliki relasi ekonomi kuat dengan Rusia mulai melepaskan ketergantungan mereka.
Melihat serangan Rusia yang 'kejam' di Ukraina, berbagai negara mulai merapatkan posisi mereka untuk mendapatkan perlindungan Barat. Berikut beberapa negara yang ingin bergabung ke NATO:
Pemimpin Finlandia mengumumkan dukungan mereka atas keanggotaan NATO pada Kamis (12/5).
"Finlandia harus mendaftarkan diri sebagai anggota NATO tanpa ditunda. Kami berharap langkah nasional yang diperlukan bakal diproses dengan cepat dalam beberapa hari ke depan," kata Presiden Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin dalam pernyataan bersama hari ini, dikutip dari CNN.
Tak hanya itu, dukungan masyarakat Finlandia atas keanggotaan NATO meningkat dari angka 30 persen ke hampir 80 persen dalam beberapa jajak pendapat.
Selain Finlandia, Swedia juga dikabarkan bakal menyuarakan keinginan mereka untuk bergabung ke NATO.
Menurut laporan Expressen, pemerintah Swedia berencana mendaftarkan diri sebagai anggota NATO pekan depan, dikutip dari Reuters.
Parlemen Swedia dikabarkan bakal membahas situasi keamanan negara itu pada Senin (16/5). Setelah itu, Perdana Menteri Magdalena Andersson bakal mengadakan rapat kabinet khusus untuk menentukan keputusan resmi.
Sementara itu, sumber Expressen mengatakan aplikasi Swedia bakal dikirim secara langsung setelah proses itu selesai.
Finlandia dan Swedia merupakan dua negara yang digadang-gadang bakal mencari keamanan dengan bergabung ke NATO imbas invasi Rusia di Ukraina.
Sebelum Finlandia dan Swedia, Ukraina telah lebih dahulu mengungkapkan niatnya bergabung ke NATO.
Bahkan, NATO sempat menyetujui bahwa Ukraina dapat menjadi anggota blok itu di masa depan pada Konferensi Tingkat-Tinggi Bucharest pada 2008.
Namun, serangan Rusia ke Ukraina membuat pemerintah negara itu mengurungkan niat mereka bergabung ke NATO.
"Saya telah lebih tenang menjawab pertanyaan ini sejak lama, setelah kami mengerti bahwa NATO tidak siap menerima Ukraina. Aliansi tersebut takut dengan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Rusia," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip dari AFP.
Sementara itu, Rusia sempat mengatakan salah satu alasannya menyerang Ukraina adalah karena Kyiv mencoba bergabung ke NATO dan membahayakan keamanan Moskow.