Suspek Covid Tembus 2 Juta, Korut Tunjuk Jubir Urusan Pandemi

CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2022 16:28 WIB
Korea Utara dilaporkan menunjuk satu pejabat untuk menjadi juru bicara urusan penanganan pandemi Covid-19 di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona.
Korea Utara dilaporkan menunjuk satu pejabat untuk menjadi juru bicara urusan penanganan pandemi Covid-19 di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona. (KCNA via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korea Utara dilaporkan menunjuk satu pejabat untuk menjadi juru bicara urusan penanganan pandemi Covid-19 di tengah kekhawatiran usai temuan dua juta suspek virus corona.

Pejabat Korut itu sudah tampil di televisi tiap pukul 09.30 waktu setempat selama sepekan terakhir. Ia melaporkan jumlah kasus demam dan kematian baru per hari, juga menginformasikan pedoman penanganan Covid.

Reuters melaporkan, pejabat itu bernama Ryu Yong Chol. Ia menjadi "wajah publik" untuk membantu pemerintah mengatasi penyebaran Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan media pemerintah Korut KCNA, Ryu bekerja di pusat pencegahan darurat epidemi negara itu. Ryu kerap terlihat tampil menggunakan setelan dan kacamata kala menyampaikan kampanye terkait Covid-19.

"Kita harus mempertegas upaya untuk mengendalikan dan mengisolasi seluruh dan setiap orang yang terinfeksi tanpa terkecuali, pun mengeliminasi ruang apa pun yang dapat menjadi penyebaran virus," kata Ryu pada Jumat (20/5).

Informasi mengenai sosok Ryu masih sangat sedikit. Namun, laporan media Korut pada Juli 2017 sempat menyeret nama Ryu. Dalam laporan itu, Ryu disebut sebagai direktur jenderal Kementerian Kesehatan Korut.

Dalam berita itu, Ryu menuduh Korsel berupaya meneror Korut dengan senjata biokimia dan melawan Kim Jong-un. Tuduhan itu dibantah pihak Korsel.

Pejabat Kementerian Unifikasi Korsel mengakui Ryu sempat memegang jabatan tersebut. Namun, belum jelas jubir Covid kali ini sama dengan Ryu yang sempat melontarkan tuduhan itu atau bukan.

Sementara itu, keterbukaan Korut terkait penanganan Covid-19 ini dianggap sebagai upaya Kim Jong-un membangun "negara normal" dengan membangun transparansi dan mengakui kekurangan.

"Dia bisa meyakinkan masyarakat untuk melaporkan gejala dan bergabung dalam upaya penanganan penyebaran Covid, yang partisipasi publik adalah kuncinya," kata profesor dari Universitas Studi Korea Utara, Yang Moo-jin.

"Tampak beberapa nilai propaganda, mengingat jumlah [kasus Covid] yang dilaporkan [Korut] masih lebih rendah dibandingkan yang dilaporkan di tempat lain."

[Gambas:Video CNN]

Meski demikian, Yang tetap menduga Korut mungkin tak melaporkan seluruh kasus kematian untuk menghindari masalah politik.

"Mengungkapkan angka kematian membutuhkan penilaian politik, mengingat kenaikan kematian dapat memicu ketakutan masyarakat dan memperburuk sentimen publik," ujarnya.

Korea Utara baru mengakui kemunculan infeksi virus corona beberapa waktu lalu, setelah dua tahun dunia dilanda pandemi.

Sejak saat itu, Korut mengubah cara mengatasi pandemi. Korut memberikan data detail penyebaran virus dan pedoman pencegahan infeksi.

Sejauh ini, Korut telah melaporkan 2.241.610 kasus demam dengan 65 kematian. Namun, belum jelas jumlah kasus Covid dari jutaan kasus demam itu.

(pwn/has/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER