United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa lahir setelah Perang Dunia II.
Sejarah berdirinya UNICEF ditandai melalui keputusan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membentuk organisasi yang fokus membantu dan mendukung anak-anak di negara yang hancur akibat perang.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihimpun dari laman resmi UNICEF dan History, tujuan utama berdirinya organisasi ini yakni menjangkau anak-anak yang membutuhkan dan masa depannya tengah terancam—tak peduli dari mana mereka berasal.
Selain merangkul anak-anak dan remaja yang paling berisiko tersebut, hal penting lain bagi UNICEF adalah memastikan perlindungan hak anak untuk bertahan hidup, berkembang juga mampu mencapai potensi semaksimal mungkin.
"Itu adalah DNA dari UNICEF. Dari abu perang hingga tantangan global yang memengaruhi jutaan orang saat ini, mandat kami tidak pernah goyah," tulis organisasi yang bermarkas di New York, Amerika Serikat ini.
![]() |
Majelis Umum PBB memutuskan untuk menyetujui pembentukan UNICEF tepat pada 11 Desember 1946. Organisasi ini muncul sebagai respons atas Perang Dunia II yang berdampak pada krisis pangan dan medis
Dikutip dari laman UNICEF, usai krisis pada akhir 1940-an teratasi, organisasi ini melanjutkan peran untuk membantu anak-anak di berbagai negara.
"Selama 75 tahun, UNICEF bekerja tanpa Lelah untuk hak-hak anak dan kesejahteraan setiap anak. Siapa pun mereka. Di mana pun mereka tinggal," demikian dilansir dari laman UNICEF.
Kemudian sepanjang 1970-an, UNICEF berkembang mendampingi dan menyuarakan hak-anak anak. Selanjutnya selama 1980-an, organisasi ini membantu Komisi Hak Asasi Manusia PBB menyusun Konvensi Hak Anak.
Sejak didirikan pada 1946 hingga kini, UNICEF telah menjangkau lebih 191 negara dan wilayah mengerjakan pelbagai misi kemanusiaan untuk membantu anak-anak yang rentan.
UNICEF menerangkan, telah mengupayakan berbagai bantuan untuk anak-anak mulai dari yang jangka pendek selama konflik bersenjata, bencana alam dan krisis kemanusiaan, hingga program kelangsungan hidup dan jangka panjang.
"Kami telah membantu membangun sistem kesehatan dan kesejahteraan yang tangguh di seluruh dunia," tulis UNICEF di laman resminya.
Salah satu program UNICEF di antaranya membantu menangani penyakit tertentu, menyediakan layanan vital untuk anak-anak, fokus pada pendidikan anak dan mengembangkan ketrampilan, serta mengusahakan lingkungan yang lebih sehat juga aman bagi anak-anak serta keluarga mereka.
Memasuki usia 75 tahun, UNICEF ikut menghadapi serangkaian krisis global seperti pandemi Covid-19, krisis iklim, tantangan sosial dan ekonomi yang meluas, serta meningkatnya kemiskinan dan ketidaksetaraan.
"Kami terus merespons, memulihkan dan, membayangkan kembali dunia yang lebih baik untuk setiap anak," demikian tertulis di laman resmi organisasi soal sejarah UNICEF dan tujuan berdirinya.
Lanjut sebelah...