Pasukan Rusia mulai menerapkan izin keluar-masuk mobil di Mariupol usai mereka berhasil mengendalikan kota kedua terbesar di Ukraina itu.
Langkah tersebut diungkap penasihat wali kota Mariuopal, Petro Andrushchenko, pada Minggu (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andrushchenko, di bawah aturan itu, mobil dan penumpang yang masuk ke Mariupol harus melalui izin sekali pakai yang dikeluarkan komandan Rusia di Manshush atau Vynohradne.
Adapun jika ingin meninggalkan kota, kendaraan dan penumpang harus mengantongi izin dari Kementerian Dalam Negeri Republik Rakyat Donetsk, wilayah kelompok separatis yang pro-Rusia.
Lebih lanjut Andruschenko menerangkan, butuh waktu beberapa pekan untuk mendapat izin. Ia juga mengatakan bepergian dalam distrik tanpa memasuki kota juga tetap memerlukan izin.
"Bagi siapa pun yang ingin berkunjung ke Mariupol, ingat, mulai sekarang, itu perjalanan satu arah [one way trip]," kata dia dikutip CNN.
Rusia juga mendirikan lebih banyak pos pemeriksaan guna mengontrol perjalanan di distrik-distrik Mariupol.
"Hari ini hampir tak mungkin meninggalkan kota, bahkan ke Berdyanska. Saat pos pemeriksaan baru muncul, semua jalan, baik jalan resmi maupun bukan, diblokir," kata dia.
Andruschenko kemudian melanjutkan, "Hari ini, tak mungkin melewati prosedur pemeriksaan atau mendapat izin dari pihak berwenang kependudukan."
Sekitar 50 ribu warga telah dideportasi dari Mariupol ke Rusia. Pihak Ukraina, lanjut dia, mencoba berusaha mencari tahu ke mana mereka dikirim.
"Situasinya sangat sulit. Banyak orang hidup tanpa dokumen, tapi ada banyak kasus yang beruntung. Belum lama ini, 56 penduduk Mariupol dari Penza dan mereka sudah berada di negara-negara Baltik," kata dia.
Penasihat itu juga mengungkapkan banyak warga Mariupol yang dideportasi pasukan Rusia namun ia tak tahu kemana mereka dikirim.
Ia berharap bisa mengembalikan penduduk itu ke Ukraina. Sekitar 313 dari 55 anak telah dideportasi dari Mariupol ke kamp penyaringan Bezimenne pada akhir pekan lalu.
Sebanyak 175 orang, termasuk 17 anak-anak, telah dideportasi dari Bezimmenne ke Rusia. Adapun, 70 orang termasuk anak-anak deportasi dari titik pemeriksaan di Nikolske ke Rusia.