Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah rumor soal kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu (29/5).
"Presiden Vladimir Putin tampil di depan publik setiap hari. Anda bisa melihatnya di siaran TV, membaca dan mendengar pidatonya. Saya pikir orang sadar tak bakal mencurigai tanda-tanda penyakit pada beliau itu," kata Lavrov kepada stasiun televisi TF1 Prancis, seperti dikutip dari Kantor Berita Rusia, Tass, Senin (30/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan menyerahkan kepada hati nurani orang-orang yang menyebarkan rumor tersebut meski setiap orang memiliki kesempatan untuk melihat seperti apa dia dan orang lain," lanjutnya.
Sebelumnya sejumlah media massa Eropa hingga Amerika Serikat (AS)--seperti Marca, The Independent, Standard, New York Post, dan Business Insider--memberitakan Putin mengalami sakit kanker darah.
Salah satunya Marca mengutip New Lines Magazine memberitakan Putin dikabarkan sakit kanker darah. Informasi sakitnya Putin itu didapatkan dari tokoh oligarki yang dekat dengan Kremlin--pusat pemerintahan Rusia.
Dalam rekaman sosok oligarki yang diberi identitas alias Yuri, disebutkan bahwa Putin sakit kanker darah, dan terlihat jadi menggila. Mereka pun disebut ingin Putin segera tiada, karena telah merusak perekonomian Rusia.
Tak hanya itu, The Independent mengabarkan seorang pejabat Layanan Keamanan Federal (FSB) sempat mengklaim Putin hanya memiliki waktu hidup dua sampai tiga tahun. Ia juga mengklaim Putin memiliki kanker yang berkembang pesat.