Usai Tembak Jurnalis Palestina, Tentara Israel Adang Pertolongan Medis

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jun 2022 16:21 WIB
Bulan Sabit Merah Palestina (PRC) menyatakan tentara Israel sempat cegah petugas medis mencoba membantu jurnalis perempuan yang ditembak dekat kamp pengungsi.
Ilustrasi penembakan. Bulan Sabit Merah Palestina (PRC) menyatakan tentara Israel sempat cegah petugas medis mencoba membantu jurnalis perempuan yang ditembak dekat kamp pengungsi. (Istockphoto/ra-photos)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang perempuan Palestina yang berprofesi sebagai jurnalis tewas setelah ditembak tentara Israel.

Ia ditembak di jalan tak jauh dari kamp pengungsi di utara kota Hebron, Tepi Barat, Rabu (1/6).

Jurnalis perempuan bernama Ghofran Warasnah (31) itu mengalami luka tembak di dada, dan tewas tak lama tiba di rumah sakit kota Hebron.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas medis dari Bulan Sabit Merah Palestina mengaku diblokir pasukan Israel saat akan membantu perempuan tersebut. Para petugas medis itu tertahan selama 20 menit sebelum akhirnya berhasil membawa dia ke rumah sakit Al Ahli di Hebron.

"Dia tiba di rumah sakit nyaris meninggal. Dia kehilangan banyak darah dan jantungnya berhenti. Warasnah tertembak di bagian dada, sangat dekat dengan jantung," kata Juru Bicara RS Ahli kepada The New Arab.

Penembakan terhadap Warasnah terjadi saat ia tengah berjalan menuju arah kamp pengungsian Al-Arroub yang berada di antara Hebron dan Betlehem. Ketika itu dua tentara Israel di pos pemeriksaan memintanya mendekati mereka.

Namun, salah satu dari tentara Israel menembaknya. Seperti dikutip dari AFP, pihak militer Israel mengklaim perempuan itu membawa pisau dan mengancam prajurit yang bertugas. Alhasil, tentara itu pun meresponsnya dengan langsung menembak perempuan itu.

"Penyerang bersenjata pisau berjalan ke arah seorang tentara yang melaksanakan kegiatan keamanan rutin di Rute 60. Para tentara menanggapi dengan tembakan langsung," demikian pernyataan resmi militer Israel (IDF).

Warasnah merupakan warga al-Shuyukh dan pernah dipenjara selama tiga bulan oleh Israel. Dia baru bebas dari bui pada April lalu dan memilih bekerja untuk jaringan media lokal. Dan, pada hari itu jebolan universitas Hebron tersebut disebut hendak melakukan kerja jurnalis.

(isa/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER