Ukraina Klaim Kuasai Separuh Severodonetsk Usai Dikepung Rusia

CNN Indonesia
Senin, 06 Jun 2022 09:37 WIB
Ukraina mengklaim telah menguasai separuh wilayah Severodonetsk yang sempat di bawah kendali Rusia pekan lalu.
Ilustrasi angkatan perang Ukraina. (REUTERS/JORGE SILVA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina mengklaim telah menguasai separuh wilayah Severodonetsk yang sempat di bawah kendali Rusia pekan lalu.

Hal tersebut diungkap kepala militer wilayah Luhansk, Serhiy Hayday. Ia mengatakan ada kabar baik bagi kubu Ukraina terkait wilayah Severodonetsk.

"Angkatan Bersenjata kami [Ukraina] telah menguasai setengah bagian dari kota. Setengah dari kota itu betul-betul di bawah kendali pasukan kami," kata Hayday melalui Telegram seperti dikutip CNN pada Senin (6/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan lalu, pasukan Rusia memegang sekitar 80 persen wilayah Severodonetsk. Namun, pasukan Ukraina, lanjut Hayday, berhasil merebut kembali kota dalam pertempuran yang sengit.

Lebih lanjut dia mengatakan pasukan Rusia butuh usaha dua kali lipat untuk menguasai kota. Hayday memprediksi Rusia akan menggunakan artileri berat dalam beberapa hari ke depan.

"Mereka tak punya strategi lain. Mereka tak bisa bertempur dengan cara lain," ujar Hayday.

Ia juga mengungkapkan sekitar 15 ribu penduduk sipil masih berada di Severodonetsk.

"Tidak mungkin evakuasi sekarang karena pertempuran masih ada," ucap Hayday.

Meskipun secara resmi pemerintah Ukraina menghentikan evakuasi. Di hari itu, mereka akan mengevakuasi 98 orang dari Lysychank. Evakuasi tersebut dibantu para relawan, Layanan Darurat Nasional Ukraina, dan kepolisian Ukraina.

Lysychank berada di seberang sungai Siverskyi Donets dari Severodonetsk. Distrik itu dijaga ketat pasukan Ukraina.

Severodonetsk sebelumnya di bawah kontrol Rusia. Menurut pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov--yang membantu pasukan Rusia--benteng pasukan Ukraina, gedung Direktorat Utama SBU dan sekitarnya sudah kosong secara menyeluruh.

SBU merupakan kantor Dinas Keamanan Ukraina, otoritas penegakan hukum dan badan intelijen, serta keamanan utama pemerintah Ukraina.

Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi ke negara tetangganya pada 24 Februari lalu.

Pertempuran dan ledakan masih terus terjadi, sementara Invasi sudah berlangsung lebih dari 100 hari. Sejauh ini belum ada tanda-tanda negosiasi lanjutan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

(isa/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER