Indonesia dan Australia ke depan akan tampak mesra di bawah pimpinan Perdana Menteri Anthony Albanese usai diplomasi sepeda menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Senin (6/6) lalu. Pengamat juga menilai hubungan kedua negara ini akan membaik.
Tanda-tanda kemesraan itu sebetulnya mulai terlihat ketika Presiden Jokowi memberi ucapan selamat kepada Albanese di Twitter usai ia terpilih menjadi PM.
Albanese kemudian merespons dengan mengatakan ingin mengunjungi Indonesia. Selang beberapa hari ia beserta delegasi datang ke RI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi tampak gembira menerima kunjungan itu, terlebih Indonesia menjadi kunjungan bilateral pertama usai Albanese dilantik.
PM Australia itu bukan orang baru bagi Jokowi. Pada 2020 lalu, mereka pernah bertemu saat Albanese menjadi pemimpin oposisi.
Albanese berasal dari Partai Buruh. Partai ini sempat memiliki ikatan yang erat dengan Indonesia di awal-awal kemerdekaan.
Partai Buruh juga yang mendesak pemerintah Australia untuk menyatakan dukungan atas kemerdekaan Indonesia.
Mereka juga disebut turut berkontribusi dalam menghadang Belanda saat menyerbu Indonesia pada 1945 dan 1947.
Ketika itu, pemerintah yang dikuasai Partai Buruh, tak memberi bahan bakar kapal Belanda yang tertambat di wilayah Australia. Para pekerja pelabuhan pun enggan mengangkut logistik ke atas kapal Belanda.
Melihat Partai Buruh yang kini menguasai Australia, guru besar hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan hubungan diplomatik kedua negara ini akan sangat bagus.
"Akan sangat bagus karena di bawah Partai Buruh mereka ingin Australia bagian dari Asia bukan Eropa," kata Hikmahanto kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (7/6).
Secara geografis Negeri Kanguru ini memang lebih dekat dengan kawasan Asia ketimbang benua Biru.
"Australia kan di Pasifik jadi lebih relevan kalau bagian dari Asia dari pada Eropa," ujar Hikmahanto lagi.
Senada, pengamat hubungan internasional dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Ubaedillah, mengatakan hubungan kedua negara ini akan lebih kondusif dan dinamis.
Lihat Juga : |
"Karena hubungan PM Australia yang lalu-lalu dari Partai Buruh menghargai Indonesia," jelas Ubaedillah.
Ia lalu melanjutkan, "Dengan terpilihnya Albanese [sebagai perdana menteri] dia sangat menghargai Indonesia sehingga [terjalin] hubungan yang lebih baik, saya optimal akan lebih baik
Ubaedillah juga bercerita, dulu saat Paul Keating, yang juga dari Partai Buruh, menjadi perdana menteri Australia era 1991 hingga 1996, hubungan dengan Indonesia begitu baik.
Australia, lanjut dia, sangat menghargai Indonesia sebagaimana respeknya anggota ASEAN terhadap RI.
"Dulu juga Paul Keating ketika jadi perdana menteri, Indonesia menjadi negara awal yang dikunjungi," ujar dia.