Seorang tentara bayaran ternama dari Wagner Group yang membantu invasi Rusia di Ukraina, Vladimir Andanov, dilaporkan tewas tertembak pasukan sniper Ukraina.
Menurut sumber Rusia, Andonov diyakini tewas di Kharkiv oleh pasukan penembak jitu Ukraina saat bertempur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kematian Vladimir Andonov di Ukraina, yang telah dikenal sebagai Vaha (eksekutor), sudah diketahui," demikian laporan media lokal Rusia, Moskovsky Komsomolets.
"Dia tewas tadi malam selama operasi rahasia di wilayah pemantauan bersama rekannya," bunyi laporan itu menambahkan.
Moskovsky Komsomolets menjadi media lokal pertama yang melaporkan kematian Andonov.
Dikutip SkyNews, Nadanov merupakan bagian organisasi jaringan tentara bayaran Wagner Group yang dibayar Presiden Vladimir Putin untuk membantu pasukan Rusia melancarkan invasi di Ukraina.
Andonov dikenal sebagai eksekutor atau algojo atas kebrutalan dia berperang di Suriah dan Libya. Laki-laki 44 tahun ini juga terlibat dalam pertempuran di Donbas pada 2014 lalu, saat Rusia menganeksasi Crimea, demikian dikutip News.com.au
Kematian Andonov tampaknya dikonfirmasi sumber-sumber militer Rusia yang berbasis di Buryati melalui Telegram.
Sebelum Nadanov tewas, dua jenderal Rusia juga dilaporkan terbunuh di Ukraina.
Kedua jenderal itu yakni Letnan Jenderal Roman Berdnikov, mantan komandan yang memimpin pasukan Rusia di Suriah dan Jenderal Roman Kutazov. Keduanya tewas selama penyergapan oleh pasukan Ukraina di Donetsk akhir pekan lalu.
Pejabat Ukraina diyakini menemukan tubuh Kutuzov yang berlumuran darah. Namun menolak berkomentar lebih lanjut soal kondisi seputar pembunuhannya.
Sejauh ini juga belum ada konfirmasi dari Kementerian Pertahanan Rusia atas kematian dua jenderal itu.
Namun, pemimpin kelompok separatis Ukraina pro-Rusia di Donetsk, Denis Pushilin, membenarkan kematian Kutuzov.
"Rasa duka cita dan belasungkawa mendalam bagi keluarga dan kerabat Mayor Jenderal Roman Kutuzov yang telah memperlihatkan contoh melayani tanah air," kata Pushilin melalui akun Telegramnya seperti dikutip AFP.
Sementara itu, Kyiv mengklaim berhasil membunuh setidaknya 12 jenderal sejak invasi berlangsung. Angka itu berbeda dengan Rusia yang hanya mencatat empat jenderal tewas di Ukraina.
Jumlah pasti kematian personel Rusia di Ukraina disembunyikan begitu ketat. Terakhir mereka hanya melaporkan pada 25 Maret lalu dengan 1.351 tentara yang tewas. Namun beberapa pihak memperkirakan sekitar 10 ribu hingga 15 ribu personel tewas.
Lihat Juga : |