Pemerintah Thailand juga menggarisbawahi siapa saja yang punya niat menanam ganja dan rami demi tujuan komersial harus meminta izin dari pihak berwenang.
Sebagai bagian dari kelanjutan dari legalisasi ganja, pemerintah membagikan satu juta pohon ganja ke rumah warga. Mereka juga mengaku memiliki setidaknya 10 jenis tanaman ganja lokal.
"Ini akan membuat masyarakat dan pemerintah mendapatkan keuntungan lebih dari 10 miliar bath [Rp4,2 triliun] per tahun dari marijuana dan ganja," ujar Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirakul di Facebook dikutip Firstpost.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Aturan lain soal ganja yang dilonggarkan yakni soal impor biji ganja, atau bagian lain dari tanaman ini, tak perlu izin.
Sebaliknya, impor produk dari tanaman ini akan diizinkan dan diatur sama seperti bibit tanaman lain.
Produk dari ekstra ganja yang masuk ke Thailand, baik oleh pengunjung atau melalui paket kiriman akan diatur di bawah UU yang berbeda, sesuai jenis produk.
Produk tersebut kemudian akan diklasifikasikan menjadi dua jenis: produk makanan impor dan kosmetik.
Untuk mengizinkan dan mengatur produk herbal lain yang dibuat dari ekstrak ganja dan rami, pihak berwenang Thailand harus mengubah tujuh UU yang berbeda.
Menurut Withid, perombakan itu perlu demi kenyamanan pelaku bisnis yang mengimpor ekstrak ganja untuk dijual, meskipun FDA mempromosikan produk buatan lokal.
Pemerintah juga berharap keputusan tersebut bisa membuat Thailand menjadi salah satu pemain bisnis ganja baru di dunia. Mereka juga menargetkan ganja sebagai salah satu cara menarik wisatawan.