China Cap AS Tukang Bully Negara-negara Asia-Pasifik
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai tukang bully atau pengganggu dan pembajak negara-negara Asia-Pasifik.
Komentar pedas itu dilontarkan Wei Fenghe dalam pidato agresif tentang China yang akan berjuang sampai akhir untuk menghentikan kemerdekaan Taiwan.
"Taiwan adalah Taiwan yang pertama dan terpenting bagi China," kata Wei kepada dalam acara Shangri-La Dialogue di Singapura dikutip dari CNN, Minggu (12/6).
Dalam kesempatan tersebut, Wei juga memberikan peringatan keras bahwa China tidak akan ragu-ragu menghancurkan setiap wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri untuk melepaskan diri dari negara itu.
Pidato itu disampaikan Wei Fenghe beberapa minggu setelah Presiden AS Joe Bidan mengatakan pihaknya akan merespons secara militer jika China menyerang Taiwan.
Wei juga memanggil Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang sehari sebelumnya mengatakan China terlibat dalam tindakan pemaksaan, agresif, dan berbahaya yang bisa mengancam, merusak keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik.
Austin pun menuturkan tentang pembangunan koalisi AS di kawasan itu dan latihan militer gabungan dengan Jepang, Australia, India, dan Indonesia. Namun Wei menilai langkah-langkah itu sebagai 'politik kekuatan' yang ditolak China.
"Tidak seorang pun dan tidak ada negara yang boleh memaksakan kehendaknya pada orang lain, atau melakukan bully orang lain dengan kedok multilateralisme," kata Wei.
"Kami memperhatikan pernyataan Menlu Austin tentang strategi Indo-Pasifik AS. Bagi kami, strategi tersebut adalah upaya untuk membangun kelompok kecil yang eksklusif atas nama Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, untuk membajak negara-negara di kawasan kami dan menargetkan satu negara tertentu. Ini adalah strategi untuk menciptakan konflik," ucap Wei menambahkan.
Menteri pertahanan China menegaskan jalan yang diambil AS di kawasan itu adalah jalan yang tidak akan pernah dilalui negaranya.
"Tatanan peradaban manusia harus didasarkan pada aturan hukum. Jika tidak, hukum rimba akan berlaku," kata Wei.
"China tidak akan pernah mencari hegemoni atau terlibat dalam ekspansi militer atau perlombaan senjata. Kami tidak tidak melakukan bully terhadap pihak lain, tetapi kami tidak akan membiarkan orang lain mem-bully kami," tutur Wei.
Wei memimpin Kementerian Pertahanan Nasional China, tetapi bukan pejabat tinggi militer di Komisi Militer Pusat Partai Komunis Tiongkok, yang mengendalikan angkatan bersenjata China di bawah Presiden Xi Jinping.