Israel Tutup Penyelidikan Kekerasan di Pemakaman Jurnalis Palestina
Kepolisian Israel menutup penyelidikan kasus kekerasan di pemakaman jurnalis Al Jazeera asal Palestina, Shireen Abu Akleh, tanpa merilis temuan apa pun.
Komandan kepolisian Israel, Kobi Shabtai, mengonfirmasi penghentian penyelidikan kasus tersebut. Seorang juru bicara kepolisian kemudian menyatakan hasil penyelidikan sudah diserahkan ke kementerian terkait.
Shabtai menegaskan bahwa kepolisian tak bisa mengabaikan kasus tersebut, apalagi setelah melihat foto-foto kerusuhan di pemakaman itu.
"Kami tak bisa tinggal diam melihat foto-foto itu dan kami harus menyelidikinya sehingga acara sensitif semacam ini tak lagi terganggu kekerasan perusuh," ucap Shabtai, sebagaimana dikutip AFP.
Ia lalu berujar, "Polisi di bawah instruksi saya telah menyelidiki guna menilai tindakan pasukannya di lapangan untuk menarik kesimpulan dan meningkatkan operasional dalam acara semacam ini."
Menanggapi penutupan penyelidikan kerusuhan di pemakaman ini, saudara laki-laki Abu Akleh, Anton, menolak mentah-mentah investigasi polisi.
"Kami tak peduli apa yang dikatakan atau dilakukan Israel, semuanya jelas dari foto-foto itu. Polisi adalah penyerangnya.Mereka berusaha menutupi tindakan dan kesalahan mereka," kata Anton.
Selain Anton, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, juga melontarkan kritik terhadap tindakan polisi Israel di pemakaman jurnalis itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan pihaknya tengah mencari informasi lebih lanjut soal penyelidikan pemakaman tersebut.
"Tentu saja, bagi kami, biasanya hasil penyelidikan semacam ini dirilis ke publik," kata Price kepada wartawan di Washington.
Price menegaskan kembali bahwa AS meyakini kerusuhan di pemakaman itu mengganggu acara yang seharusnya menjadi prosesi damai. Ia turut angkat suara karena Abu Akleh juga memegang status kewarganegaraan AS.
Prosesi pemakaman Abu Akleh menjadi sorotan karena sempat terjadi kerusuhan hingga peti mati reporter veteran itu hampir jatuh.
Dalam foto dan video yang beredar ketika itu, terlihat polisi menyerang pengusung jenazah selama proses pemakaman di Yerusalem timur.
Kematian Abu Akleh sendiri sudah menarik perhatian dunia. Ia tewas tertembak saat meliput operasi tentara Israel di kamp Jenin di Tepi Barat pada Mei lalu.
Salah satu penyelidik Palestina menyebut, seorang tentara Israel menembak mati jurnalis itu. Mereka juga menyatakan tindakan itu sebagai kejahatan perang.
Namun, Israel membantah tuduhan tersebut. Mereka beralasan, Abu Akleh bisa saja tewas di tangan pria bersenjata Palestina.
(isa/has)