Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menawarkan hadiah senilai US$10 juta (Rp148 miliar) bagi pihak yang dapat memberikan informasi terkait dua pejabat Hizbullah Libanon yang menjadi buronan Negeri Paman Sam pada Senin (20/6).
Kedua pejabat tersebut yakni Haseeb Hadwan, yang menjabat sebagai staf di Sekretariat Umum Hizbullah, dan manajer kantornya, Ali Al-Shaer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadwan dan Al-Shaer dituduh menggunakan sistem finansial internasional untuk mengirimkan uang ke Libanon. Di Libanon sendiri, uang itu digunakan untuk mendanai kelompok Hizbullah yang dianggap AS sebagai teroris.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan AS menetapkan Hadwan dan Al-Shaer sebagai Teroris Global yang Ditunjuk Khusus sesuai dengan Perintah Eksekutif 13224. Penetapan ini dilakukan pada 17 September 2021.
Setelah penetapan ini, seluruh properti dan aset mereka di bawah yurisdiksi AS diblokir. Warga AS juga dilarang bertransaksi dengan kedua orang itu, seperti dikutip Arab News.
Sementara itu, kebijakan ini diterapkan sebagai bagian dari upaya AS untuk menekan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
AS sendiri menetapkan Hizbullah sebagai Organisasi Teroris Asing, membuat siapapun yang memberikan bantuan dan sumber daya ke kelompok itu dinilai melakukan kejahatan.
Sebagaimana dilansir CFR, Hizbullah merupakan partai politik dan kelompok militan beraliran Muslim Sunni yang berbasis di Libanon.
Kelompok ini didirikan saat Perang Sipil Lebanon pada belasan tahun lalu dan didukung oleh Iran.
Hizbullah sendiri merupakan musuh utama Israel. AS telah memasukan Hizbullah dalam daftar hitam organisasi teroris.
(rds)