Mahathir juga dilaporkan melontarkan komentar berbau rasisme dengan mengidentikkan etnis China dengan sumpit.
"Warga China makan dengan sumpit. Mereka tak makan dengan tangan. Mereka belum mengadopsi cara makan orang Malaysia," ujar Mahathir saat peluncuran buku pada Desember 2021 lalu, seperti dikutip The Straits Times.
"Mereka tetap mempertahankan sumpit, yang merupakan identitas dari China, bukan Malaysia, dan banyak hal lain."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar itu sontak menuai banyak kritik, terutama dari komunitas Tionghoa di Malaysia.
Pada Oktober 2020 lalu, Mahathir menjadi sorotan usai mengatakan bahwa Muslim berhak membunuh warga Prancis.
"Muslim berhak marah dan membunuh jutaan orang Prancis sebagai balasan atas pembantaian di masa lalu," kata Mahathir di Twitter.
Twit itu merupakan tanggapan atas insiden serangan di Prancis yang terjadi di Prancis usai Presiden Emmanuel Macron melontarkan pernyataan menyinggung agama Islam.
Selain mengatakan Muslim berhak marah dan membunuh, Mahathir juga menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron tak beradab.
"Macron tak menunjukkan bahwa dia berada. Dia sangat primitif dalam menyalahkan agama Islam dan Muslim atas pembunuhan guru sekolah yang menghina. Itu tidak sesuai dengan ajaran Islam," ucap dia.
Mahathir menilai Prancis merupakan negara yang melakukan pembantaian besar-besaran, termasuk terhadap umat Muslim.
(isa/has)