Prancis Desak RI dan Undangan G7 Berpihak: Dukung Rusia atau Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 28 Jun 2022 07:40 WIB
Beberapa negara yang diundang dalam Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) G7 di Jerman "harus berpihak" mengingat perang di Ukraina semakin parah.
Presiden Jokowi dan beberapa kepala negara lain menghadiri KTT G7 di Jerman (dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Prancis meminta negara mitra G7 yang diundang dalam Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) di Jerman, termasuk Indonesia, "harus memilih keberpihakan" terkait invasi Rusia ke Ukraina yang masih menggila.

Informasi itu disampaikan oleh sumber anonim dari pemerintah Prancis kepada wartawan di tempat KTT G7 berlangsung, Schloss Elmau di Krün, Bavarian Alps, Jerman, Senin (27/6).

"Karena stabilitas tatanan internasional yang sedang dipertaruhkan," kata sumber itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jerman menjadi tuan rumah dalam KTT G7 tahun ini. Setiap tahun, G7 bakal mengundang negara mitra untuk rapat bareng kelompok mereka.

Dikutip CNN, tahun ini KTT G7 mengundang Argentina, India, Indonesia, Senegal, dan Afrika Selatan untuk mengikuti pertemuan tersebut.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri bakal memiliki sesi pribadi untuk menggelar pertemuan bilateral masing-masing dengan Jokowi dan Presiden Afrika Selatan di sela-sela KTT G7.

Beberapa negara yang diundang, termasuk India, belum mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Sementara itu, Indonesia masih berupaya bersikap netral dengan mengutamakan seruan pada perdamaian.

Namun, hingga kini, Indonesia memang juga belum benar-benar mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Dalam pernyataannya pada Februari lalu, Kementerian Luar Negeri RI hanya mengecam serangan militer di Ukraina tanpa menyebut serangan itu sebagai invasi, pun tidak menyinggung Rusia.

"Serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI pada Februari lalu.

"Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi," lanjutnya.

Sejak invasi Rusia berlangsung, Indonesia pun terus disorot lantaran memegang Presidensi G20 tahun ini. Sejumlah anggota G20 seperti Amerika Serikat, Australia, hingga Uni Eropa bahkan telah mendesak Indonesia memboikot keikutsertaan Rusia dalam forum tersebut.

AS bahkan mengancam tak akan hadir dalam rangkaian G20 tahun ini jika delegasi Rusia, terutama Presiden Vladimir Putin, masih ikut serta dalam KTT yang akan berlangsung pada Oktober mendatang. Meski begitu, Indonesia masih berupaya mengundang seluruh anggota G20, termasuk Rusia, ke KTT di Bali nanti.

Presiden RI Joko Widodo juga bakal melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Putin setelah menghadiri KTT G7 ini. Jokowi sendiri bakal membawa agenda perdamaian kepada kedua negara yang kini masih berperang.

"Di dalam kunjungan ke Kyiv dan Moskow, tentunya Bapak Presiden akan melakukan pertemuan dengan Presiden [Ukraina Volodymyr] Zelensy dan Presiden [Rusia Vladimir] Putin," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam press briefing pada Rabu (22/6).

"Kunjungan Presiden ini menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua negara, terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah, dan terus mendorong spirit perdamaian," lanjut Retno.

(rds/pwn/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER