Diaspora Kurdi Takut Swedia Lembek ke Turki jika Gabung NATO
Warga diaspora Kurdi di Swedia takut negara itu berpaling dan lembek kepada Turki jika bergabung bersama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Mereka khawatir akan menjadi pion dalam negosiasi antara Turki dan Swedia terkait rencana negara itu jadi anggota NATO.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak keanggotaan Swedia karena negara itu dinilai melindungi pemberontak Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris.
"Kami tidak ingin [nasib] kurdi bergantung pada negosiasi tersebut," tutur Shiyar Ali, salah satu perwakilan Kurdi yang tinggal di Swedia.
Swedia kini menampung lebih dari 100 ribu orang Kurdi. Hubungan Turki dan Swedia pun merenggang karena negara itu dianggap melindungi para warga Kurdi.
"Swedia yang menilai Turki telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia menjadi penghalang bagi Ankara. Para diaspora Kurdi itu pun mendapat tempat di Swedia," kata Direktur Institut Studi Turki di Stockholm, Paul Levin, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (28/6).
"Semua ini [sikap Swedia] jelas bertentangan dengan perspektif Turki tentang masalah tersebut bahwa PKK [Partai Buruh Turki] dan afiliasinya merupakan ancaman keamanan global," ia menambahkan.
PKK telah melancarkan pemberontakan sejak 1984 sehingga menyebabkan korban tewas hingga 40 ribu orang.
Swedia telah lama melarang PKK dan menyatakan hanya memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah dan pengungsi di wilayah tersebut melalui organisasi internasional.
Warga Kurdi yang pindah ke Swedia sejak 1990 karena menghindari hukuman penjara, Osman Aytar, mengatakan bergabungnya Stockholm ke NATO bakal jadi harga mahal yang harus dibayar Kurdi.
"Bangsa Kurdi sudah sejak lama dikhianati sepanjang sejarah," kata Aytar yang berprofesi sebagai pengajar di Universitas Malardalen Swedia.
"Mungkin Erdogan bertaruh bahwa ia menyerang wilayah baru Rojava [wilayah mayoritas Kurdi di Suriah utara] dan Barat akan diam karena masalah keanggotaan NATO ini. Jika Barat menutup mata, dia akan senang," katanya lagi.
(bac/has)