Berdasarkan catatan buku "In First Person: An Astonishingly Frank Self-Portrait" yang merupakan biografi Putin, pria itu menceritakan kemiskinannya semasa kecil.
"Ada gerombolan tikus di depan pintu masuk. Saya dan teman saya biasanya mengejar mereka dengan tongkat," tulis Putin dalam buku itu, dikutip dari Mirror.
"Saya pernah melihat tikus yang besar dan mengejarnya ke aula hingga saya berhasil memojokkan tikus itu. [Tikus] itu tak memiliki tempat untuk kabur. Tiba-tiba, tikus itu meloncat ke arah saya. Saya kaget dan ketakutan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dikutip dari buku berjudul "The Man Without a Face: The Unlikely Rise of Vladimir Putin," Putin tinggal di lingkungan flat yang dipenuhi sampah, lubang-lubang, dan kurang penerangan.
Putin juga dikatakan tinggal dalam gedung dengan tangga reyot dan pegangannya rusak.
Apartemen Putin kecil hanya memiliki satu kompor gas dan satu wastafel. Untuk mendapatkan air hangat, masyarakat di gedung itu harus memasak air di kompor.
Tak hanya itu, Putin disebut tumbuh dalam lingkungan yang penuh sampah dan menjadi markas preman.
Menurut mantan teman sekelas Putin, Viktor Borisenko, Putin tumbuh di lingkungan yang semuanya preman.
![]() |
"Warga di sana biasa tak mandi, tidak mencukur rambut, orang-orang yang merokok dan meminum anggur murah. Minum terus, menyumpah, dan berkelahi. Dan ada Putin di tengah-tengah lingkungan ini," tutur Borisenko.
Putin kemudian membawa 'gaya hidupnya' tersebut ke dalam kelas. Ia sempat terlibat perkelahian dengan beberapa temannya.
"Guru menarik kerah baju Putin dari kelasnya ke kelas kami. Kami sedang membuat pengki di kelasnya dan Putin melakukan kesalahan. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya tenang. Prosesnya sendiri sangat menarik. Awalnya Putin tampak merasa lebih baik, seperti masalah itu telah usai. Lalu dia marah lagi dan menunjukkan kemarahannya. Dia melakukan ini berkali-kali," kata Borisenko.
Buku tersebut mengungkapkan Putin terus bersikap sebagai berandal sampai usia 13. Putin kala itu mulai berfokus ke dunia akademis.
Situs resmi Kremlin melaporkan, pada kelas enam, Putin memutuskan bergabung ke organisasi Pelopor Muda.
"Saya mengerti bahwa pintar di jalanan tidak cukup, jadi saya mulai berolahraga. Namun, itu tak cukup untuk menjaga status saya. Saya sadar harus belajar dengan baik," kata Putin lagi.
Pada 1970, Putin menempuh pendidikan di Universitas Negeri Leningrad dan mengambil jurusan hukum. Ia mendapatkan gelar pada 1975.
Sementara itu, mulai akhir 1970-an sampai awal 1980-an, Putin belajar di sekolah KGB Moskow. KGB sendiri merupakan badan intelijen utama di Uni Soviet.
"Sebelum saya tamat SMA, saya ingin bekerja di bidang intelijen. Namun, saya sempat ingin menjadi pelaut, tetapi ingin menjadi intelijen lagi. Namun di awal, saya ingin menjadi pilot," tutur Putin.
Putin sempat mengunjungi kantor Direktorat KGB untuk mengetahui cara menjadi pekerja intelijen. Ia lalu diberitahu untuk menjalani pekerjaan di militer atau menyelesaikan kuliahnya. KGB sendiri lebih menyukai lulusan sarjana hukum.
"Dari momen itu, saya mulai menyiapkan diri untuk masuk jurusan hukum di Universitas Negeri Leningrad," ujar Putin.
Setelah menempuh pendidikan dan bekerja di KGB, Putin kemudian menjabat sebagai Presiden Federasi Rusia pada 31 Desember 1999.
(pwn/bac)