Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Rusia sebagai negara teroris kala merespons serangan rudal di sebuah mal di Kota Kremenchuk.
"Ini bukanlah serangan yang tak mengenai target di taman kanak-kanak, sekolah, pusat perbelanjaan, gedung apartemen, ini merupakan serangan yang telah dihitung oleh penjajah. Rusia harus diakui sebagai negara pendukung terorisme. Dunia bisa dan harus menghentikan teror Rusia," kata Zelensky pada Selasa (28/6), dikutip dari CNN.
Sebagaimana diberitakan Reuters, serangan di pusat perbelanjaan Kremenchuk menyebabkan setidaknya 16 orang tewas dan 59 orang terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zelensky sempat menyebut lebih dari 1.000 orang berada di dalam mal saat serangan ini terjadi.
"Tidak mungkin untuk membayangkan jumlah korban [akibat serangan ini]. Tak berguna juga mengharapkan kesusilaan dan kemanusiaan dari Rusia," ujar Zelensky dalam pesan Telegram.
Walaupun demikian, Rusia membantah menyasar mal di Ukraina dalam serangan di Kota Kremenchuk, Senin (27/6). Rusia mengklaim mereka menargetkan depot senjata di kota tersebut.
"Di Kremenchuk, pasukan Rusia menyerang satu depot senjata yang didapatkan dari Amerika Serikat dan Eropa, dengan senjata udara berpresisi tinggi. Sebagai hasil serangan itu, senjata buatan Barat dan amunisi di gudang senjata rusak," demikian pernyataan kementerian tersebut pada media Telegram, Selasa (28/6).
"Ledakan [depot] amunisi yang digunakan untuk senjata Barat [itu] menyebabkan kebakaran terjadi di pusat perbelanjaan yang tak berfungsi, yang berlokasi di samping depot," lanjutnya.