Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan sejumlah isu dalam pidato pertemuan mereka di Moskow, Kamis (30/6) waktu setempat.
Berikut pidato lengkap Putin saat bersama Jokowi, sebagaimana dirilis Kremlin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bapak Presiden, hadirin sekalian,
Kami sangat senang menyambut Presiden Republik Indonesia di Kremlin. Ini adalah kunjungan pertama Bapak Jokowi ke Moskow sebagai Presiden. Kami senang Anda berada di sini.
Izinkan saya menekankan bahwa Indonesia adalah salah satu mitra kunci kami di Asia-Pasifik. Hubungan Rusia-RI bersifat konstruktif, dan saling menguntungkan, dan terus berkembang atas dasar tradisi persahabatan dan bantuan timbal balik yang telah berlangsung lama.
Saya ingatkan kembali bahwa negara kami membantu Indonesia membangun kenegaraan dan memperkuat posisi republik muda di kancah internasional.
Dengan partisipasi para spesialis, insinyur dan kontraktor kami, fasilitas infrastruktur transportasi dan industri besar, stadion, rumah sakit, dan institusi penting lain dibangun di Indonesia. Banyak di antara bangunan itu yang beroperasi hingga hari ini.
Pembicaraan dengan Bapak Joko Widodo hari ini berlangsung formal seperti relasi bisnis dan cukup substantif.
Tentu saja, kami fokus pada kerja sama perdagangan dan ekonomi, yang menunjukkan dinamika positif. Pada 2021, misalnya, perdagangan bilateral tumbuh lebih dari 40 persen, dan naik lebih dari 65 persen dalam lima bulan pertama tahun ini.
[Gambas:Video CNN]
Dalam konteks ini, kedua belah pihak menyatakan minatnya untuk meningkatkan kerja Komisi Gabungan Rusia-Indonesia untuk Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik.
Peluang tambahan untuk membangun kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dan meningkatnya jumlah pertukaran komersial antara negara membuka peluang baru.
Baca pidato lengkao Jokowi di halaman 2...
Berikut pidato lengkap Jokowi saat bertemu Putin:
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Putin atas sambutannya di Moskow.
Kami membahas beberapa hal dan ada beberapa hal yang saya bicarakan selama pertemuan kami.
Pertama, isu-isu yang berkaitan dengan perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas kebijakan luar negeri Indonesia. Konstitusi Indonesia mengharuskan kami untuk selalu berusaha memberikan kontribusinya sendiri demi memastikan perdamaian di seluruh dunia.
Dalam konteks inilah alasan kunjungan saya ke Kyiv dan sekarang ke Moskow.
Kedua, seperti yang saya katakan di Kyiv, meskipun situasi saat ini masih sangat sulit, saya akan tetap mengatakan bahwa penting untuk bergerak menuju penyelesaian damai dan dialog terbuka.
Saya menyerahkan pesan Presiden Zelensky kepada Presiden Putin dan mengatakan saya siap membantu menjembatani komunikasi antara kedua pemimpin.
Ketiga, kita membahas panjang lebar tentang pentingnya jaminan pasokan pangan dan pupuk bagi masyarakat dunia. Ratusan juta orang terkena dampak gangguan logistik pasokan pangan, terutama di negara berkembang.
Saya menghargai Presiden Putin mengatakan bahwa Rusia menjamin keamanan pasokan makanan dan pupuk tidak hanya dari Rusia tetapi juga dari Ukraina.
Keempat, demi umat manusia, saya mendukung upaya PBB untuk mengintegrasikan kembali produk makanan dan pupuk Rusia, dan produk makanan Ukraina ke dalam rantai pasokan global. Secara khusus, sehubungan dengan pasokan dari Ukraina melalui laut, Putin mengatakan bahwa dia akan memberikan jaminan.
Kelima, kami menyempatkan diri untuk membahas kerjasama antara Rusia dan Indonesia tidak hanya dalam kegiatan investasi dan perdagangan tetapi juga di bidang pariwisata.
Kami akan melanjutkan kerja sama ini dan akan membentuk kelompok [kerja] untuk membahas masalah ini secara menyeluruh.
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun selain keinginan agar perang segera berakhir dan agar rantai pasokan pangan, pupuk, dan energi segera dipulihkan karena ini berdampak pada kehidupan ratusan juta bahkan miliaran orang.
Saya menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk menemukan kembali semangat multilateralisme, semangat perdamaian dan kerja sama. Hanya semangat ini yang akan memungkinkan kita untuk mencapai kedamaian.
Terima kasih, Bapak Putin.