Jakarta, CNN Indonesia --
Arab Saudi tak lagi ketar-ketir setelah kembali membuka pelaksanaan ibadah haji 2022 secara global.
Di waktu normal, aktivitas ibadah haji dari jemaah seluruh dunia bisa menyumbang perekonomian Kerajaan hingga US$12 miliar atau sekitar Rp179 triliun per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan itu berasal dari ongkos ibadah haji per orang setidaknya merogoh kocek US$5.000 atau sekitar Rp74 juta, seperti dikutip dari AFP.
Saudi sempat melarang jemaah haji asing karena khawatir penyebaran virus corona. Sehingga mereka hanya membuka haji secara terbatas.
Padahal saat 2019, sekitar 2,5 juta orang melaksanakan rukun Islam yang ke lima itu.
Pada 2020, Saudi hanya membatasi 10 ribu jemaah lokal, untuk menghindari haji menjadi penyebar virus corona super global.
[Gambas:Video CNN]
Kemudian di 2021, jumlah jemaah haji meningkat hingga 60 ribu jemaah bagi warga Saudi dan penduduk yang sudah divaksin.
Di tahun ini, sebanyak satu juta orang termasuk 850 dari luar negeri akan melaksanakan ibadah haji usai dua tahun dikepung pandemi Covid-19.
Kebijakan itu menimbulkan sukacita bagi para pedagang dan pengusaha yang sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.
Para pedagang menang banyak, lanjut baca di halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
Pemilik bisnis di Mekah, Mekhlafi, bahkan merasa pendapatannya bisa pulih dengan cepat saat ratusan ribu jamaah berkunjung ke negara itu untuk berhaji.
"Kami mendapat beberapa pembeli [selama dua musim haji], namun hari ini bisnis telah kembali, terima kasih Tuhan. Ini sama seperti sebelumnya, bahkan lebih baik." ujar Mekhlafi kepada AFP yang dikutip Selasa (5/7).
Meski pelaksanaan haji belum digelar, banyak jamaah yang sudah tiba di Saudi. Beberapa dari mereka berbondong-bondong ke toko suvenir dan salon di Mekah.
Pusat perbelanjaan dekat Masjidil Haram juga tampak ramai dengan para peziarah, jauh berbeda dari tahun lalu.
Salah satu penjual parfum, Amin, mengaku optimistis dua kerugian tahun lalu bisa tertutupi dari penjualan tahun ini.
"Ada perbedaan yang sangat kentara antara tahun ini dan dan satu tahun lalu. Tahun ini kami bisa melihat banyak jemaah haji yang membawa kemuliaan ke Masjid Besar [Masjidil Haram]," kata dia.
Amin kemudian berujar, "Kerugian memang besar, tapi sekarang lebih baik."
Pelaku bisnis lain juga merasakan optimisme itu usai Saudi membuka haji secara global tahun ini.
"Dampak kerugian selama dua tahun itu signifikan, tapi kami mulai melihat pemulihan di tingkat bisnis, dan tahun ini [haji] adalah kabar baik," ujar manajer jaringan hotel terbesar di Mekkah.
Ia kemudian berkata, "Jumlah terakhir 40 persen dari 2019. Kami berharap angkanya lebih besar di tahun-tahun mendatang."
GDP Arab Saudi diperkirakan tumbuh hingga 7,6 persen pada 2022, demikian menurut Data Moneter Internasional (IMF) pada April lalu.
Saudi, belakangan, tengah mencoba memperluas sumber ekonomi yang tak hanya mengandalkan minyak. Sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman menjadi pemimpin, ia melakukan gebrakan termasuk di bidang ekonomi, yang salah satunya pariwisata.
Pariwisata merupakan komponen penting, dan Haji juga tak kalah penting bagi Saudi.
Menteri Pariwisata Arab Saudi, Ahmed Al Khatieb, mengatakan Kerajaan memang ingin melipatgandakan pariwisata usai pembatasan pandemi yang berlangsung dua tahun.
Pada 2030, Saudi menargetkan sekitar 300 turis asing dan lokal. Sebanyak 30 juta di antaranya diperkirakan melakukan wisata religi ke Mekah dan Madinah.