Jakarta, CNN Indonesia --
Kim Jong Un adalah anak bungsu dari tiga bersaudara mantan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il. Kim Jong Un tumbuh jauh dari sorotan publik, dan sangat sedikit yang diketahui tentangnya.
Sosok Kim Jong Un lalu tumbuh menjadi salah satu pemimpin diktator Korut. Pada 2013, ia dikabarkan mengeksekusi pamannya, Jang Song Thaek.
Kim mengakui eksekusi ini dilakukan untuk menghapus "bajingan" dari Partai Buruh, dikutip dari Britannica.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Kim juga sering meluncurkan uji coba rudal dalam setahun terakhir. NPR melaporkan, Korut telah melangsungkan uji coba rudal sebanyak 16 kali pada Mei tahun ini.
Bagaimana Kim Jong Un menjalani masa kecilnya?
Sebagaimana diberitakan New York Post, Kim semasa kecil tinggal di Bern, Switzerland. Ia dikirim ke negara itu pada usia 12 tahun, saat Korut berhadapan dengan masalah kelaparan.
Kim dikabarkan bersekolah di Sekolah Liebefeld-Steinholzli di Bern. Salah satu teman sekelasnya, Joao Micaelo, mendeskripsikan Kim sebagai anak pendiam, temperamental, dan terobsesi dengan basket, khususnya Michael Jordan.
[Gambas:Video CNN]
"Dia pendiam tetapi tegas," kata Micaelo.
Ia juga menuturkan Kim bersekolah menggunakan nama 'Pak Chol.'
Sementara itu, guru-guru di sekolah itu hanya tahu Kim merupakan anak dari diplomat Korea Utara.
Menurut teman sekolah Kim lain di Bern, Marco Imhof, pemimpin Korut ini menjalin hubungan yang baik dengan rekan sekelasnya.
Walaupun begitu, Kim sering bersikap sangat kompetitif di lapangan basket, ujar Imhof.
Pengakuan mantan guru Kim Jong Un, baca di halaman berikutnya...
Sementara itu, seseorang yang mengaku merupakan guru Kim Jong Un mengatakan pemimpin Korut tersebut suka bercanda dan bahkan menoleransi dirinya diejek.
"Jika saya melihat ke belakang, saya melihat pria muda Asia yang ramah dan lembut," kata sang guru, Michel Riesen, kepada NBC News.
Riesen mengaku merupakan guru kelas Un Pak, nama Kim Jong Un saat bersekolah, pun mengajarkan pria itu bahasa Jerman dan matematika.
"Dia memiliki selera humor yang baik. Kami sempat tertawa bersama," tutur Riesen.
Sementara itu, kehidupan Kim di Eropa dipenuhi dengan berbagai macam libur. Ia pernah berolahraga ski di pegunungan Alpen, pergi ke EuroDisney di Paris, dan berenang di Sungai Riviera Prancis.
 Foto Kim Jong Un saat masih bocah. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP) |
Namun, seorang mantan ajudan Kim Jong Il mengatakan bahwa hidup dalam pengasingan membuat Kim Jong Un stres dan mudah marah.
"Dia stres dan tak memiliki teman sebaya untuk diajak bermain. Hanya ada orang dewasa yang mengajari dan bermain bersamanya," kata mantan ajudan Kim, Lee Yong-guk, kepada ABC News.
"Sikapnya meledak-ledak. Saat ia marah, dia bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya," tutur Lee.
Menurut Lee, saudara laki-laki Kim Jong Un, Kim Jong Nam, mendapat perlakuan yang lebih baik oleh ayah mereka. Sementara itu, keberadaan Kim Jong Un malah dirahasiakan.
"Dia mudah marah. Dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain. Dia tidak merasa bersalah kepada orang lain. Dia melakukan apapun yang dia mau. Dia bakal berteriak kepada perempuan. Dia seperti itu," kata Lee seperti dikutip dari ABC News.
Lee juga bercerita bahwa Kim memiliki sikap mudah marah sejak kecil. Lee mengatakan, Kim Jong Un kecil pernah "mengelilingi lapangan dan taman bunga, kemudian jatuh karena menghancurkan barang-barang."