Kepolisian mengetahui Yamagami merupakan mantan anggota pasukan pertahan maritim atau angkatan laut Jepang. Ia disebut keluar dari korps tersebut pada 2005 silam.
Saat ini, Yamagami merupakan penggangguran. Pria 41 tahun itu disebut eks koleganya sebagai pribadi yang "normal" dan terlihat "jujur".
Dia sempat direkrut melalui agen pada Oktober 2020 untuk bekerja di sebuah departemen pengiriman pabrik di prefektur Kyoto, agensi tersebut melaporkan, mengutip "mantan rekan senior" yang tidak disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan rekannya menggambarkan Yamagami sebagai seseorang yang tertutup.
"Jika itu pembicaraan tentang pekerjaan, dia akan merespons, tetapi dia tidak pernah membicarakan kehidupan pribadinya. Dia tampak sopan," kata mantan rekannya, menurut Kyodo News.
Mantan rekannya mengatakan tidak ada masalah dengan Yamagami selama enam bulan pertama pekerjaannya, sampai dia mulai menunjukkan "pengabaian bertahap" dari selama kerja, menurut Kantor Berita Kyodo.
Pada bulan Maret, Yamagami mulai bolos kerja dan berbicara tentang "masalah jantung" dan masalah fisik lainnya, meskipun sebelumnya tidak memiliki masalah dengan ketepatan waktu atau kehadiran.
Kepada polisi, Yamagami mengaku awalnya berencana membunuh Abe menggunakan peledak.
Yamagami mengatakan kepada penyelidik bahwa ia telah mempersiapkan peledak untuk membunuh Abe di acara Okayama.
"Saya berencana membunuh mantan PM di sana [Okayama], tapi saya lihat ada prosedur pendaftaran di pintu masuk dan saya rasa akan sulit untuk masuk," ujar Yamagami kepada penyelidik, berdasarkan laporan NHK yang dikutip CNN.
Yamagami akhirnya memutuskan untuk melancarkan aksinya di Nara, di mana Abe dijadwalkan berpidato kampanye di dekat Stasiun Yamato Saidaiji pada Jumat (8/7).
Kepolisian Prefektur Nara mengatakan kepada CNN, rekaman kamera pengawas merekam saat Yamagami meninggalkan StasiunYamato-Saidaiji setelah menumpangi kereta menuju acara Abe.
(rds)