AS Pepet China di G20 Bali, Rusia Makin Ganas Gempur Ukraina

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Jul 2022 23:43 WIB
Rusia kian ganas menggempur Ukraina pada Sabtu (8/7), sehari setelah menlu China dan Amerika Serikat bertemu selama lima jam di sela pertemuan G20 di Bali. (Getty Images/Scott Olson)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia kian ganas menggempur Ukraina pada Sabtu (8/7), sehari setelah menteri luar negeri China dan Amerika Serikat bertemu selama lima jam di sela pertemuan G20 di Bali.

Reuters melaporkan bahwa Rusia menggencarkan gempurannya di kawasan timur Ukraina, terutama di kawasan Luhansk dan Donetsk, wilayah di mana kelompok separatis pro-Moskow bercokol.

Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, melaporkan rudal Rusia menghantam Druzhkivka, salah satu kota di dekat garis depan pertempuran. Ia juga mendapatkan laporan Rusia membombardir sejumlah kawasan sipil lainnya.

Di waktu bersamaan, GubernurL uhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan bahwa pasukan Rusia "melepaskan tembakan ke seluruh garis depan pertempuran."

Meski demikan, Gaidai memastikan bahwa pasukan Ukraina berhasil melancarkan serangan balik yang menghantam tempat penyimpanan senjata dan amunisi Rusia.

Gaidai mengklaim, pasukan Negeri Beruang Merah pun terpaksa menghentikan serangannya di sepanjang garis depan pertempuran.

Rusia sebenarnya sudah mengklaim menguasai penuh Luhansk pada pekan lalu. Namun, pertempuran masih terus terjadi karena Ukraina bersikeras mempertahankan wilayahnya.

Pasukan Rusia terus menunjukkan taringnya setelah perwakilan negara mereka terpojok di forum G20 yang diselenggarakan di Bali.

Dalam pertemuan menlu anggota G20 itu, invasi Rusia ke Ukraina menjadi fokus utama. Mayoritas anggota mendesak Rusia menghentikan invasi yang juga memicu krisis di berbagai belahan dunia tersebut.

Di sela forum itu, Menlu China, Wang Yi, juga bertemu dengan Menlu AS, Antony Blinken. Selama lima jam tatap muka, Blinken dan Wang Yi membahas setumpuk isu, termasuk invasi Rusia.

Selama perang bergolak, China merupakan salah satu dari segelintir negara yang condong dekat dengan Rusia. Dalam pertemuan ini, Blinken pun mendesak Wang Yi agar menjauhkan diri dari China.

"Ini merupakan momen di mana kita semua harus berdiri mengecam agresi, seperti negara-negara G20 lainnya, dan mendesak Rusia salah satunya untuk mengizinkan akses pangan yang terperangkap di Ukraina," tutur Blinken.

(has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK