Mantan presiden Meksiko yang dituduh memerintahkan pembunuhan massal 200 siswa tahun 1968 silam, Luis Echeverria Alvarez, meninggal dunia di usia 100 tahun pada Sabtu (9/7).
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengumumkan bahwa Echeverria mengembuskan napas terakhirnya di Kota Cuernavaca pada Jumat (8/7).
"Atas nama Pemerintah Meksiko, saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga dan rekan Luis Echeverria Alvare, presiden Meksiko selama enam tahun dari 1970 sampai 1976," kata Obrador di Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama enam tahun menjabat, Echevveria dikenal bertangan besi. Ia tak segan membungkam lawan politiknya dengan cara keji.
Namanya dua kali terseret kasus dugaan pembantaian pelajar. Pertama, saat ia masih menjabat sebagai menteri dalam negeri pada 1968. Kedua, kala ia menjadi presiden pada 1971.
Setelah lengser, Echeverria diadili atas tuduhan pembunuhan sekitar 200 mahasiswa demonstran. Ini merupakan kali pertama seorang presiden diadili di Meksiko.
Pengadilan sempat mengeluarkan surat perintah penangkapan Echeverria pada 2006. Tuntuan itu dicabut karena tak ada cukup bukti yang menunjukkan ia memerintahkan unit kepolisian elite melakukan pembantaian.
Tak hanya itu, ia juga dituding sebagai dalang di balik penghilangan paksa sejumlah musuh politik saat masa "perang kotor" pada 1960 hingga 1980.
Setelah lengser, Echeverria sempat mengisi sejumlah pos diplomatik, termasuk menjadi duta besar Meksiko untuk UNESCO di Paris, Prancis.
(has)