Presiden Joko Widodo berencana mengunjungi China dan bertemu Presiden Xi Jinping pada akhir Juli mendatang.
Rencana lawatan Jokowi itu diutarakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dan Menlu RI Retno Marsudi di Bali, pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di hadapan seluruh delegasi RI dan RRT (nama resmi China), saya bersama Menlu Retno Marsudi menyampaikan agar sinergi Global Maritime Fulcrum (Belt and Road Initiative/GMF-BRI) yang merupakan kebijakan Indonesia dan Tiongkok, bisa segera diperpanjang kesepakatan MoU GMF-BRI tersebut, sehingga dapat diteken oleh Presiden Jokowi saat kunjungan beliau ke Tiongkok yang rencananya dilaksanakan pada akhir Juli 2022," ucap Luhut dalam unggahannya di Instagram.
GMF-BRI atau OBOR sendiri merupakan program yang diinisiasi Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu. Program ini bertujuan membangun infrastruktur darat, laut, dan udara secara besar-besaran untuk meningkatkan dan memperbaiki jalur perdagangan dan ekonomi antar negara di Asia dan sekitarnya.
Kelebihan program ini sendiri adalah menyediakan dana yang besar bagi anggotanya. China bahkan dikabarkan menggelontorkan dana sebesar US$150 miliar atau setara Rp 2.137,6 triliun per tahun. Dana itu bisa dipinjam negara peserta program tersebut untuk membangun infrastruktur mereka.
Sementara itu, Menlu Wang Yi sendiri telah berada di Bali sejak pertengahan pekan lalu untuk menghadiri pertemuan tingkat menlu negara G20 selama dua hari pada Kamis (7/7).
Setelah itu, Wang Yi menggelar pertemuan Dialog Tingkat Tinggi Dan Mekanisme Kerja Sama (HDCM) Indonesia dan China.
Sebelum mengakhiri lawatannya di Indonesia, Wang Yi juga melakukan kunjungan kehormatan dan menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/7).
Retno mengatakan dalam pertemuan dengan Jokowi, Wang Yi membahas empat poin utama yakni isu politik, ekonomi, budaya, dan maritim.
"RRT juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di G20. RRT paham situasi dunia sedang banyak tantangan oleh karena itu Indonesia dinilai berhasil mdengan kepemimpinan yang baik dan bijak sehingga pertemuan G20 dapat berjalan dengan baik," ucap Retno usai mendampingi Jokowi bertemu Wang Yi.
"RRT juga memberikan apresiasi tinggi kepada RI atas upayanya mencoba resolusi damai situasi di Ukraina," paparnya menambahkan.
Pada akhir Juni lalu, Jokowi memang mengunjungi Ukraina dan Rusia dan bertemu Presiden Volodymyr Zelensky serta Presiden Vladimir Putin untuk membawa misi perdamaian.