ANALISIS

G20, Juru Damai dan Lawatan Jokowi Temui Putin-Zelensky

Ida Ayu Putu Wiena | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2022 09:08 WIB
Presiden Jokowi menjadi sorotan setelah memutuskan melawat Ukraina-Rusia ketika kedua negara sibuk berperang. Ada Apa?
Presiden Jokowi menjadi sorotan setelah memutuskan melawat Ukraina-Rusia ketika kedua negara sibuk berperang. (Foto: AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo akan melawat Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv saat perang masih berkecamuk antara kedua negara.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Jokowi akan terbang ke Moskow dan Kyiv setelah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 pada Minggu (26/6) hingga Senin (27/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari Jerman, Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kyiv, Ukraina, dan Moskow, Rusia. Kunjungan ke dua negara ini merupakan lawatan yang dilakukan dalam situasi yang tidak normal," ujarRetno Marsudi dalam press briefing pada Rabu (22/6).

Retno menerangkan kunjungan ini dilakukan untuk menunjukkan kepedulian RI terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan imbas perang, dan mendorong perdamaian.

Retno menyoroti bahwa Jokowi bakal menjadi presiden Asia pertama yang berkunjung ke dua negara itu di tengah perang.

"Presiden Jokowi akan merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke dua negara tersebut," katanya.

Profesor hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu, menganggap keputusan Jokowi mengunjungi Moskow dan Ukraina di tengah perang dilakukan demi menyelamatkan agenda pertemuan negara kelompok G20.

[Gambas:Video CNN]

Invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu terus membayangi pertemuan G20 tahun ini yang akan berlangsung di Bali pada Oktober mendatang.

Indonesia, yang saat ini memegang Presidensi G20, terus berupaya menjaga kelompok itu tetap kompak di tengah kecaman sebagian anggota terhadap tingkah Rusia ke Ukraina.

Negara Barat anggota G20 seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, hingga Australia, mendesak Indonesia memboikot keikutsertaan Rusia di G20 tahun ini.

Amerika Serikat hingga Australia melontarkan keberatan jika pejabat Rusia, termasuk Presiden Putin, tetap diundang hadir dalam rangkaian agenda G20, terutama di pertemuan puncak yang akan berlangsung di Bali pada Oktober mendatang.

Menteri Keuangan AS bahkan mengancam tak akan hadir jika pejabat Rusia masih bergabung dalam rangkaian rapat G20.

"Jokowi berkepentingan untuk menyelamatkan agenda Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) G20 pada November karena itu [dia] membuka pintu dialog untuk semua pihak," tuturnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (16/6).

Aleksius mengungkapkan tindakan Jokowi tersebut adalah upaya RI untuk tidak memihak dalam menanggapi konflik Rusia-Ukraina. Ia juga menilai Indonesia punya potensi untuk menjadi penengah dalam konflik itu.

"Indonesia punya potensi untuk menjadi penengah yang bisa dipercaya kedua pihak, tapi tampaknya Indonesia belum punya konsep yang komprehensif [terkait] bagaimana penyelesaian konflik yang adil dan mengacu pada hukum internasional," katanya lagi.

Cara Jokowi selamatkan Muka RI, dapat dibaca di halaman berikutnya >>>

Selamatkan Muka RI di G20

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER