Biden ke Timur Tengah, Tanda-tanda Normalisasi Israel dan Arab Saudi?

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2022 16:30 WIB
Lawatan Presiden AS Joe Biden ke Israel hingga Arab Saudi kian memperkuat rumor soal prospek normalisasi hubungan Tel Aviv-Riyadh. Benarkah?
Sebelum bertolak ke Saudi, Biden bertemu PM hingga para menteri Israel di Tel Aviv. (Foto: AFP/GIL COHEN-MAGEN)

2. Saudi Tak Protes soal Normalisasi Israel dan negara Arab

Tak hanya itu, pemerintah Saudi juga tidak menunjukkan penolakan saat Uni Emirat Arab membangun hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020, diikuti oleh Bahrain dan Maroko.

Pada 2021, Arab Saudi juga mengizinkan pesawat langsung dari UEA ke Israel untuk melewati ruang udara mereka.

Arab Saudi berulang kali menegaskan akan tetap berpegang teguh pada posisi Liga Arab untuk tak menjalin hubungan resmi dengan Israel sampai konflik dengan Palestina selesai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak seperti sang ayah, Raja Salman, MbS memang memiliki pandangan yang lebih terbuka dan pragmatis termasuk soal hubungan Saudi dengan Israel.

3. Saudi Izinkan maskapai dan penerbangan Israel Terbang

Biden, yang bakal berkunjung ke Arab Saudi dari Israel, juga diizinkan terbang melewati ruang udara kerajaan.

Arab Saudi sendiri mencabut pembatasan untuk "seluruh operator" dalam menggunakan ruang udara mereka, menyambut kunjungan Biden ke negara itu. Ini secara efektif menangguhkan pembatasan penerbangan Saudi dari dan ke Israel.


4. Dukungan Publik soal Normalisasi Makin Banyak

Beberapa warga Saudi juga mengekspresikan dukungan mereka akan normalisasi di media sosial, meski media sosial sangat dikontrol oleh kerajaan. Dukungan warga ini dapat mengubah posisi Saudi yang saat ini masih mengisolasi Israel sampai masalah Palestina selesai.

Bahkan, Menteri Kerja Sama Regional Israel, Ewawi Frej, menilai Riyadh bakal menjadi pusat solusi konflik Israel-Palestina.

Banyak Kerikil Menuju Normalisasi

AS telah lama berharap agar Israel lebih diterima lagi oleh negara-negara Arab di kawasan. Sebab, Israel dan Arab Saudi menjadi dua sekutu utama Negeri Paman Sam di Timur Tengah.

Dalam dua tahun terakhir, AS juga berhasil menjadi mediator normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Selama ini, relasi negara Arab dengan Israel terjegal konflik Israel-Palestina. Sebagai bentuk solidaritas atas penjajahan Israel terhadap Palestina, negara Arab termasuk Arab Saudi memutus hubungan diplomasi dengan Tel Aviv.

Meski demikian, beberapa tahun terakhir, Saudi dan Israel dikabarkan terus mencoba meningkatkan kerja sama diam-diam. Beberapa pejabat tinggi Saudi dan Israel juga sempat dikabarkan bertemu secara rahasia.

Namun, menurut Dan Shapiro, mantan Duta Besar AS untuk Israel dalam pemerintahan Barack Obama, kunjungan Biden ke Saudi mungkin saja untuk membangun "beberapa langkah penting" terhadap pengakuan diplomatik Saudi untuk Israel.

"Mungkin bukan normalisasi penuh, tetapi peta jalan yang menuju ke arah tersebut." kata Shapiro seperti dikutip AFP.

Seorang pakar politik internasional juga menilai hubungan Arab Saudi dan Israel tak bakal berubah drastis selama Raja Salman masih berkuasa.

Yasmine Farouk dari Carnegie Endowment for International Peace mengatakan eksekusi peta jalan menuju normalisasi Saud-Israel bakal sulit "selama Raja Salman masih hidup."

"Kata 'normalisasi' harus digunakan dengan hati-hati. Mungkin akan ada hubungan [antara Israel-Arab Saudi] tetapi hanya sejauh Emirat [Uni Emirat Arab] dan Bahrain, saya masih sedikit skeptis," ujar Farouk kepada AFP.

Namun, Farouk menyampaikan membangun hubungan dengan Israel bakal membuat Arab Saudi menjadi lebih diterima.

"Ini bakal membuka pintu bagi Putra Mahkota [Mohammed bin Salman], negara Barat, dan parlemen untuk menerima Kerajaan [Saudi], pun memberikan kesempatan bagi Arab Saudi untuk peran yang lebih besar," katanya.

Kesempatan tersebut dinilai bakal mendukung visi MbS untuk membangun Arab Saudi sebagai kekuatan global, bukan hanya di negara Arab dan Islam.

Sementara itu, Farouk menuturkan Israel menginginkan normalisasi dengan Saudi karena hal itu mampu membukakan pintu bagi Tel Aviv untuk berhubungan dengan negara Arab dan Islam lain.

Mirip dengan pernyataan Farouk, Kristian Ulrichsen dari lembaga think-tank Rice University's Baker Institute menilai hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel secara keseluruhan hanya bisa dicapai saat Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menjadi raja.

"Sementara itu, kita mungkin melihat kelanjutan dari pendekatan untuk menormalisasi ide bahwa Arab Saudi dan Israel bukanlah musuh, tetapi berbagi kepentingan regional dan geopolitik," ujar Ulrichsen.

(pwn/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER