Jakarta, CNN Indonesia --
Wartawan Israel, Gil Tamari, menjadi sorotan lantaran menyusup masuk Mekkah, kota suci di Arab Saudi yang hanya boleh dikunjungi umat Muslim.
Tamari merupakan seorang editor media Israel Channel 13. Ia merilis laporan berupa video yang memperlihatkan dirinya leluasa berkeliling Kota Mekkah menggunakan mobil.
Tamari merupakan satu dari tiga wartawan Israel yang diizinkan masuk Saudi untuk meliput acara konferensi regional yang dihadiri Presiden Joe Biden pekan lalu di Jeddah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan Mekkah dan Madinah, Jeddah merupakan kota internasional Saudi yang bebas dikunjungi siapa saja terlepas dari agama mereka.
Namun, usai acara selesai, Tamari justru melakukan kunjungan ke Mekkah dengan mobilnya.
Dalam video berdurasi 01.02 menit, Tamari memperlihatkan jalanan Kota Mekkah dari kaca mobilnya.
[Gambas:Video CNN]
Tamari bahkan terlihat melewati Gerbang Kota Mekkah yang menjadi titik umat non-Muslim dilarang masuk. Ia bahkan terlihat melewati Gerbang Masjidil Haram situs paling suci dan penting bagi umat Islam.
Tamarijuga berswafotodi Gunung Arafah, tempat Nabi Muhammad menyampaikan khotbah terakhir dan salah satu situs umat Muslim beribadah haji.
Tamari bahkan memamerkan bahwa dia menjadi orang Israel pertama yang bisa memasuki Mekkah.
Selama ini, pihak berwenang Saudi melarang total non-Muslim memasuki Mekkah dan Madinah. Bagi umat non-Muslim yang mencoba masuk bisa mendapat hukuman, termasuk denda atau deportasi.
Dikecam warga Israel sendiri hingga permintaan maaf, baca di halaman berikutnya >>>
Laporan Tamari dari Mekkah itu pun panen kritik dari warganet, bahkan dari warga Israel sendiri.
Tagar "Jews in Haram" (Yahudi di Masjidil Haram) juga menggema di media sosial.
"Orang-orang mulia Mekkahdan ulama besar seperti [ulama Islam yang ditahan] Musa al-Sharif berada di penjara Saudi, tetapi seorang Yahudi Zionis berkeliaran di Mekkah," tulis pengguna Twitter.
Kritik juga muncul dari seorang blogger Saudi yang mendukung normalisasi dengan Tel Aviv, Mohammed Saud.
"Teman-teman terkasih di Israel, salah satu reporter Anda memasuki kota suci Muslim Mekkahdan merekam tanpa rasa malu," kata Saud dalam videonya, seperti dikutip Middle East Eye.
Ia kemudian berujar, "Tindakan itu bak seperti saya memasuki sinagog dan membaca Taurat. Anda memalukan Channel 13, Anda seharusnya malu tak menghormati Islam."
Beberapa orang Israel juga mengkritik Tamari. Mereka menggambarkan tindakan tersebut menjijikkan. Selain itu, mereka menuntut agar Israel menyerahkan editor itu kepada pihak berwenang Saudi.
"Ini benar-benar menjijikkan. Jika Anda telah membaca reaksi dari orang Israel tentang hal itu, Anda akan melihat sebagian besar orang Israel setuju dengan Anda dan ingin melihat reporter dan saluran TV dihukum berat," tulis salah satu warga Israel di Twitter dikutip Times of Israel.
Pengguna Twitter lain mengatakan orang-orang Israel menghormati semua agama dan mencemooh siapa pun yang akan bertindak seperti ini.
"Saya harap dia dihukum seberat-beratnya," tegas dia.
Permintaan Maaf
Menanggapi kritik ramai-ramai itu, Channel 13 menyampaikan permintaan maaf jika ada yang tersinggung.
"Kunjungan editor berita dunia kami Gil Tamari ke Mekah adalah pencapaian jurnalistik yang penting, yang tidak dimaksudkan untuk menyinggung umat Islam," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
"Kami mohon maaf jika ada yang tersinggung. Untuk dijelaskan: rasa ingin tahu jurnalistik adalah jiwa dari profesi jurnalis," lanjut pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menekankan prinsip-prinsip jurnalisme yang berusaha menjangkau lokasi mana pun dan mendokumentasikan peristiwa secara langsung.
Tak hanya kantornya, Tamari secara pribadi juga meminta maaf di media sosial. Ia mengaku tujuan video tersebut adalah untuk menunjukkan betapa penting Mekkah dan keindahannya.
"Keingintahuan adalah jantung dan pusat jurnalisme, dan jenis laporan jurnalistik dari tangan pertama inilah yang membedakan jurnalisme yang baik dari jurnalisme yang hebat," klaim dia.