AS-Prancis Kutuk Ulah Junta Myanmar Eksekusi Mati Loyalis Suu Kyi
Amerika Serikat sampai Prancis mengutuk keras eksekusi mati yang dilakukan junta militer Myanmar erhadap empat narapidana, termasuk eks pengacara Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto negara yang dikudeta.
"Kami mengutuk keras eksekusi rezim junta militer terhadap para pemimpin demokrasi dan pejabat publik yang terpilih karena menerapkan nilai-nilai fundamental mereka soal kebebasan," bunyi pernyataan Kedutaan Besar AS di Yangon melalui pernyataan di Twitter pada Senin (25/7).
Selain AS, Prancis melalui kementerian luar negerinya mengecam keras eksekusi empat aktivis itu oleh junta militer Myanmar.
Dilansir Reuters, Prancis mendesak junta militer menghentikan kekerasan yang terus terjadi sejak kudeta berlangsung pada 2021 lalu.
Paris juga mendesak junta militer dan seluruh partai politik di Myanmar untuk segera berunding dan menyelesaikan konflik secara damai.
Sementara itu, partai Suu Kyi, The National League for Democracy (NLD), merasa "hancur" dengan eksekusi yang dilakukan junta militer Myanmar.
"NLD sangat hancur dengan berita soal eksekusi dan mengutuk keras kejahatan luar biasa yang dilakukan junta militer ini," kata NLD melalui pernyataan seperti dikutip AFP.
Lihat Juga : |
Menurut pemberitaan media Global New Light of Myanmar pada Senin (25/7), keempat tahanan tersebut dieksekusi karena dituduh junta militer memimpin aksi teror yang brutal dan tidak manusiawi.
Media itu juga mengungkapkan eksekusi dilakukan sesuai prosedur penjara, tetapi tak memberikan detail kapan dan bagaimana eksekusi itu berlangsung.
Mantan anggota parlemen dari NLD, Phyo Zeya Thaw, merupakan satu dari empat orang yang dieksekusi. Phyo ditangkap pada November dan dijatuhi hukuman mati pada Januari karena melanggar undang-undang anti terorisme.
Phyo dituduh merencanakan beberapa serangan ke rezim junta, termasuk penembakan di kereta di Yangon pada Agustus lalu. Imbas penembakan itu, sebanyak lima polisi tewas.
Phyo sendiri merupakan mantan penyanyi hip-hop yang ditunjuk sebagai anggota parlemen dari NLD pada 2015.
Selain Phyo, aktivis demokrasi terkenal Kyaw Min Yu, yang dikenal sebagai Jimmy, juga turut dieksekusi. Kyaw ditangkap pada Oktober lalu. Dua orang lain yang dieksekusi adalah Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw, dikutip dari Reuters.
(rds)