Junta Myanmar soal Eksekusi Aktivis: Pantas Dihukum Mati Berkali-kali

CNN Indonesia
Selasa, 26 Jul 2022 19:41 WIB
Junta militer Myanmar menganggap eksekusi mati terhadap 4 aktivis pro-demokrasi loyalis Aung San Suu Kyi pantas lantaran mereka banyak melakukan kejahatan.
Junta militer Myanmar menganggap eksekusi mati terhadap 4 aktivis pro-demokrasi loyalis Aung San Suu Kyi pantas lantaran mereka banyak melakukan kejahatan. (Foto: REUTERS/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Junta militer Myanmar membela keputusannya yang mengeksekusi mati empat aktivis pro-demokrasi, termasuk eks pengacara pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang dikudeta.

Menurut juru bicara junta militer Myanmar, Zaw Min Tun, keempat aktivis itu pantas mendapatkan banyak hukuman mati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika dibandingkan hukuman mereka dengan kasus hukuman mati lainnya, mereka telah melakukan kejahatan yang seharusnya mereka dijatuhi hukuman mati berkali-kali," ucap Zaw seperti dikutip AFP pada Selasa (26/7).

Menurut pemberitaan media Global New Light of Myanmar pada Senin (25/7), keempat akitivs itu telah ditahan sebelumnya dan dieksekusi karena dituduh junta militer memimpin aksi teror yang brutal dan tidak manusiawi.

Media itu juga mengungkapkan eksekusi dilakukan sesuai prosedur penjara, tetapi tak memberikan detail kapan dan bagaimana eksekusi itu berlangsung.

[Gambas:Video CNN]

Zaw menjelaskan hukuman mati dijatuhkan setelah keempat aktivis itu "diberikan hak membela diri sesuai dengan prosedur pengadilan."

Mantan anggota parlemen dari NLD, Phyo Zeya Thaw, merupakan satu dari empat orang yang dieksekusi. Phyo ditangkap pada November dan dijatuhi hukuman mati pada Januari karena melanggar undang-undang anti terorisme.

Phyo dituduh merencanakan beberapa serangan ke rezim junta, termasuk penembakan di kereta di Yangon pada Agustus lalu. Imbas penembakan itu, sebanyak lima polisi tewas.

Phyo sendiri merupakan mantan penyanyi hip-hop yang ditunjuk sebagai anggota parlemen dari NLD pada 2015.

Selain Phyo, aktivis demokrasi terkenal Kyaw Min Yu, yang dikenal sebagai Jimmy, juga turut dieksekusi. Kyaw ditangkap pada Oktober lalu. Dua orang lain yang dieksekusi adalah Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw, dikutip dari Reuters.

"Mereka merugikan banyak orang yang tidak bersalah. Ada banyak kerugian besar yang tidak bisa diganti," ucap Zaw lagi.

Eksekusi mati itu pun memicu kecaman dari berbagai negara mulai dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, hingga ASEAN.

Ketua ASEAN tahun ini, Kamboja, mengatakan eksekusi mati itu merupakan tindakan tercela.

Kamboja menegaskan ASEAN, yang juga beranggotakan Myanmar, sangat menyesali dan berduka atas eksekusi tersebut.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER