Kenapa Iran Benci Israel?

CNN Indonesia
Senin, 08 Agu 2022 18:42 WIB
Hubungan Israel-Iran menjadi sorotan saat Teheran mengaku siap siaga setelah pasukan Tel Aviv menggempur jalur Gaza, Palestina sejak pekan lalu.
Israel takut rudal Iran. (Sepahnews via AP)

Ketegangan kedua negara semakin meningkat usai Israel menginvasi Libanon pada 1982. Ketika itu, Operasi Perdamaian untuk Galilea berusaha memaksa sekutu Iran, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) keluar dari Libanon.

Teheran kemudian mengirim sekitar 1.500 penasihat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ke Lembah Bekaa Libanon. Mereka melatih, memobilisasi, dan milisi bahwa tanah yang berkembang menjadi Hizbullah.

Hizbullah lalu menjadi simbol strategi besar Iran menciptakan proksi di seluruh Timur Tengah. Usai PLO ditarik dari Beirut, Hizbullah pelan-pelan menggantikan peran mereka melawan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama empat dekade, Iran menghindari perang besar-besaran dengan Israel atas Palestina. Namun, ia berulang kali memperingatkan konsekuensi serius jika pasukan Tel Aviv menyerang Iran.

Pada pertengahan 1980-an, saat perang Iran-Irak berkecamuk, sebuah skandal meletus di AS.

Pemerintahan Washington diam-diam mengizinkan penjualan senjata ke Iran, melalui Israel, untuk membantu mendanai milisi Contras di Nikaragua. Bersamaan dengan itu, mereka merundingkan pembebasan beberapa sandera AS yang ditahan di Lebanon oleh milisi pro Iran.

Saat itu, Israel memandang rezim Saddam Hussein di Irak sebagai ancaman. Lalu pada 1981, pesawat tempur Israel mengebom reaktor nuklir Osirak Irak, yang sedang dibangun dan berjarak sekitar 17 kilometer tenggara Baghdad.

Pada 1989, media AS mengungkapkan Israel telah membeli minyak Iran senilai US$36 juta dalam kesepakatan demi membebaskan tiga tentara Israel yang ditahan di Lebanon.

Pada medio 1990-an, Israel khawatir soal program pengayaan nuklir Iran. Tel Aviv memang memiliki senjata khusus nuklir, tetapi negara ini bukan anggota yang menandatangani Perjanjian Nonproliferasi (NPT) pada 1968, sebagaimana Iran.

Israel hingga kini terus mencurigai Iran berusaha membangun senjata nuklir. Namun, Teheran berulang kali mengklaim hak mereka untuk energi nuklir untuk tujuan sipil.


Pada 1994, ketegangan meningkat ketika Israel menuduh Hizbullah, yang disokong Iran, bertanggung jawab atas pemboman di ibukota Argentina, Buenos Aires, yang menewaskan 85 orang.

Hubungan kedua negara semakin buruk, usai Mahmoud Ahmadinejad menjadi presiden Iran pada awal 2000-an.

Ahmadinejad kerap mengecam Israel dengan menyebut negara ini pantas menghilang. Kutukan ini sejalan dengan peningkatan program nuklir Iran.

Pada 2009, Teheran mengkritik dinas rahasia Israel dan AS karena mengganggu program nuklir mereka dengan bantuan perangkat lunak berbahaya yang disebut Stuxnet. Mereka juga menuduh Israel membunuh beberapa fisikawan dan insinyur khusus di ibukota Iran.

Pada beberapa kesempatan, eks Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyarankan Israel bisa menyerang Iran jika komunitas internasional tidak bertanggung jawab.

Sementara itu, Iran menjawab bahwa mereka tidak akan ragu untuk menanggapi setiap serangan Israel.



(isa/rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER