Satu Tahun Kuasai Afghanistan, Bagaimana Kekuatan Taliban Kini?

isa | CNN Indonesia
Kamis, 11 Agu 2022 14:37 WIB
Satu tahun sudah Taliban berhasil menguasai Afghanistan, bagaimana kekuatan pasukan militer rezim tersebut?
Setahun kuasai Afghanistan, bagaimana kekuatan Taliban sekarang? (AP/Ebrahim Noroozi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satu tahun sudah Taliban berhasil menguasai Afghanistan pasukan militer mereka disebut lebih kuat dari sebelumnya. Namun, ancaman juga terus mengintai rezim tersebut.

Pasukan Taliban kini mengendalikan jalan utama, termasuk Lembah Panjshir. Mereka menempatkan pos pemeriksaan di mana-mana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengencangkan cengkeraman, Taliban mengerahkan ribuan anggotanya ke Lembah Panjshir, lokasi yang sempat menjadi ancaman kelompok itu karena perlawanan pasukan Ahmad Massoud atau Pasukan Perlawanan Nasional (NRF).

Namun, Taliban membantah eksistensi NRF dan ancaman yang mereka timbulkan.

"Kami tak melihat ada pasukan, pasukan (NRF) tak lagi ada. Hanya ada beberapa orang di pegunungan. Kami sudah menyerbu mereka," kata ketua pasukan Khusus Taliban, Abdul Hameed Khurasani.

Namun, Ketua Departemen Urusan Luar Negeri NRF, Ali Nazary, mempertanyakan klaim Taliban.

[Gambas:Video CNN]

"Jika kami hanya beberapa milisi, dan jika kami terdesak di pegunungan, kenapa mereka mengirim pasukan?" tanya dia.

Pengamat dari Amerika Serikat, Michael Kugelman, menilai NRP punya keinginan melawan, tapi tak punya kapasitas.

"Bagi NRF untuk benar-benar menjadi kelompok yang efektif, butuh dukungan eksternal, militer dan finansial," ujar dia.

NRF sempat melakukan perlawanan yang kuat saat Taliban berusaha mengambil alih Lembah Panjshir.

Pertempuran bahkan berkecamuk pada hingga 6 September, tiga pekan usai milisi itu menduduki kepresidenan di Kabul.

Namun, di lain waktu NRF kembali menyerang setidaknya hingga Mei. Sebagai tanggapan, Taliban mengerahkan 6.000 milisi.

Di sisi lain, ancaman juga muncul dari kelompok teroris ISIS cabang Afghanistan, ISIS Khorasan (ISIS-K). Selama 12 bulan ini, mereka kerap melakukan bom bunuh diri.

Alih-alih langsung menyerang milisi Taliban, mereka fokus menyerang kelompok Syiah dan kuil sikh di negara itu.

Menurut Kugelman peran NRF bisa bermanfaat dalam melawan ISIS-K dan menjadi prestasi sendiri bagi mereka.

"Jika kita mulai melihat ISIS-K menyerang dan mulai melakukan lebih banyak serangan. Saya kira NRF akan sangat bermanfaat untuk itu," kata dia.

Ia kemudian berujar, "Jika masyarakat Afghanistan melihat anggota keluarga mereka tewas karena ledakan ISIS K, yang menurut saya bisa memberikan pukulan besar atas legitimasi Taliban dan itu bisa menguntungkan NRF, dan memberi mereka kesempatan."

Taliban juga menghadapi ancaman dari komunitas internasional karena aturan yang dianggap ultra konservatif. Sehingga, sejumlah negara masih menimbang-nimbang untuk mengucurkan bantuan atau bekerja sama dengan Taliban.

Sejauh ini, bantuan yang mengalir dari negara lain hanya bantuan kemanusiaan yang diberikan untuk masyarakat Afghanistan.

Taliban kembali menguasai Afghanistan pada awal Agustus 2021 setelah Amerika Serikat memutuskan menarik pasukannya dari negara tersebut. Tak ada perlawanan dari pemerintah Afghanistan bentukan AS saat itu ketika Taliban menguasai negara tersebut.

Presiden Afghanistan kala itu pun langsung meninggalkan Istana Kepresidenan di Kabul dan meninggalkan negara itu menuju Uni Emirat Arab. 

(bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER