Mantan Komando Tertinggi Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO), James Stavridis, mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin menyadari kesalahannya menginvasi Ukraina.
"Saya pikir dalam waktu yang gelap dan sepi di pukul 02.00 pagi, saat dia bangun, dia sadar dia melakukan kesalahan. Secara publik, dia tak akan mengakui itu. Tak akan pernah. Dia akan terus menjaga fiksi ini, yang menyatakan bahwa Ukraina diatur oleh 'neo-Nazi'. Konyol, tentu saja," kata Stavridis dalam acara radio The Cats Roundtable, Senin (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Putin bakal menjaga [cerita] bahwa NATO, entah bagaimana membuatnya sampai pada titik ini, konflik ini. Semua yang terjadi saat ini adalah akibat dari tindakan Vladimir Putin karena melibatkan invasi, sanksi telah dijatuhkan, militernya mengalami kemunduran."
"Saya pikir dia tahu [dia melakukan kesalahan], di dalam hatinya, dia hanya tak akan mengakuinya secara publik," lanjut Stavridis, dikutip dari Newsweek.
Ketika ditanya kapan perang antara Rusia dan Ukraina berakhir, Stavridis menilai kedua kubu membutuhkan waktu enam bulan sebelum mencapai solusi.
"Dia [Putin] menggunakan seluruh kemampuannya. Saya pikir enam bulan dari sekarang, dia akan berada dalam situasi yang sangat sulit," kata Stavridis.
"Di sisi lain pertarungan, [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky harus mengakui kesabaran Barat, pun aliran dana dan senjata tidak berlangsung selamanya. Saya pikir kedua faktor itu bakal membuat kedua sisi untuk mencoba melakukan semacam negosiasi," tuturnya lagi.
Sementara itu, Newsweek telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk meminta komentar, tetapi belum dibalas.
Rusia dan Ukraina diketahui terlibat perang sejak Februari, setelah Putin memerintahkan operasi militer khusus ke Ukraina.
Sejak itu, pasukan Rusia terus berupaya menguasai berbagai wilayah Ukraina, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, dikutip dari CNN.
(pwn/bac)