SBY Singgung Perang Ukraina sampai China vs Taiwan: Dunia Makin Buruk

CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2022 14:33 WIB
Mantan Presiden RI SBY sempat menyinggung perang di Ukraina hingga konflik China-Taiwan kala berpidato pada hari ini.
Mantan Presiden RI, SBY, singgung perang Rusia vs Ukraina hingga konflik China dan Taiwan. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Presiden Repblik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyinggung perang di Ukraina hingga konflik China vs Taiwan kala berpidato pada hari ini.

"Kita memasuki era baru dari rivalitas kekuatan besar. Beberapa pakar mulai membicarakan tentang 'Perang Dingin 2.0, Perang Dingin Baru, atau 'Hot Peace' dalam merespons perkembangan ini," kata SBY saat berpidato di Universitas Kebangsaan Malaysia pada Selasa (16/8), dikutip dari rilis yang diterima CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkembangan kondisi politik dunia yang semakin memburuk ini, kata SBY, merupakan bentuk dari resesi geopolitik.

"Perang Ukraina telah menyebabkan resesi geopolitik saat ini, pun membawanya ke level yang lebih tinggi. Rivalitas kekuatan besar saat ini masuk dalam fase yang baru dan berbahaya," tuturnya lagi.

[Gambas:Video CNN]

Menurut SBY, rivalitas antara kekuatan besar yang terjadi saat ini menyebabkan konflik di dunia semakin sering terjadi, pun meningkatkan rasa tidak percaya antara satu sama lain.

SBY juga menilai banyak bidang yang kini dijadikan alat untuk mendapatkan keuntungan strategis, yakni finansial, komoditas, energi, pangan, investasi, bahkan luar angkasa.

"Dan, melihat kontestasi ini diperparah dengan harga diri dan emosi, kita harus bersiap untuk menghadapi lebih banyak tindakan yang membahayakan, yang dapat berujung pada salah perhitungan," kata SBY.

"Kita menyaksikan ini dalam tensi Selat Taiwan, yang tentu saja memperburuk hubungan Amerika Serikat dan China di masa mendatang. Ini harus ditindaklanjuti dengan serius, mengingat beberapa pihak yang berkonflik memiliki senjata nuklir," lanjutnya.

Selain itu, SBY khawatir rivalitas antara kekuatan besar ini bakal menjadi tatanan semi permanen di sistem internasional.

SBY mencontohkan meski perang di Rusia dan Ukraina berakhir, persaingan antara negara Barat dan Rusia, pun kebencian dan rasa tak percaya yang muncul imbas konflik tersebut bakal terus menetap.

Dunia sendiri dihadapkan dengan sejumlah konflik yang melibatkan kekuatan besar.

Di Eropa, dunia harus berkutat dengan Perang Rusia-Ukraina yang berlangsung selama hampir enam bulan.

Sementara itu, di Asia, dunia berhadapan dengan ketegangan Beijing-Washington yang muncul akibat kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi ke China.

(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER