Beberapa sumber juga berbicara soal berbagai kekerasan seksual, termasuk kasus pemerkosaan yang menimpa perempuan.
Dalam laporan OHCHR, aparat memaksa korban melakukan seks oral, melakukan penghinaan seksual, dan memaksa tahanan telanjang dalam konteks interogasi.
Mereka menceritakan bahwa perkosaan terjadi di luar asrama, di kamar terpisah tanpa kamera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa perempuan mengaku menjadi subjek pemeriksaan ginekologi invasif dan membuat kepercayaan diri sirna.
Namun, pemerintah berulang kali membantah apa yang terjadi di Xinjiang, meski banyak laporan soal tudingan penyiksaan.
"Karena mereka tidak mengerti apa yang terjadi, pemerintah telah dengan tegas membantah klaim ini," kata OHCHR.
Laporan OHCHR juga menyatakan banyak tahanan di Xinjiang yang kelaparan, tak bisa tidur karena pengawasan yang ketat dan lampu terus menyala, serta tak diizinkan berbicara dalam bahasa sendiri.
Badan HAM PBB itu menyatakan laporan langsung mengenai kondisi dan perlakuan para tahanan di Xinjiang mengungkapkan beberapa masalah hak asasi manusia yang serius.
Lihat Juga : |
Pihak berwenang China melanggar kewajiban mendasar untuk memperlakukan individu secara manusiawi dan bermartabat.
"Selain itu, kondisi dan perlakuan kumulatif yang mencirikan kehidupan sehari-hari mereka di fasilitas kejuruan Xinjian merupakan pelanggaran terhadap standar dasar perlakuan manusiawi terhadap tahanan," lanjut laporan OHCHR.
Menurut badan tersebut kondisi demikian, terutama bila dialami dalam waktu yang lama atau dalam bentuk yang berulang, dapat mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang cukup parah.
Mereka juga menekankan bahwa setiap manusia berhak menikmati standar kesehatan fisik dan mental.
Belum lama ini, OHCHR berkunjung ke Xinjiang untuk menyelidiki tuduhan penyiksaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah tersebut.
China selama ini dituduh melakukan pelanggaran HAM terhadap para tahanan di Xinjiang. Namun, mereka kerap membantah klaim itu.
(isa/bac)