Sebuah ledakan menerjang Masjid Garzagah di Kota Herat yang terbesar di barat Afghanistan hingga menewaskan seorang ulama pro-Taliban Mujib Rahman Ansari, pada Jumat (2/9).
"Mujib Rahman Ansari, dengan sejumlah pengawalnya dan warga sipil, terbunuh di dekat masjid," ujar juru bicara kepolisian Herat, Mahmood Rasoli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Rasoli tak membeberkan secara detail jumlah korban tewas akibat ledakan ini.
Meski begitu, seorang sumber anonim mengatakan kepada bahwa sebanyak 18 orang terbunuh dalam ledakan terbaru yang menyasar masjid di Afghanistan itu.
Dalam sejumlah foto yang dirilis di Twitter, tampak jasad penuh darah tergeletak di sekitar lokasi kejadian.
Sementara itu, masih belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut sejauh ini.
Ansari sendiri merupakan tokoh ulama penting yang setia pada Taliban yang kembali berkuasa di Afghanistan sejak tahun lalu. Ia terkenal dengan khotbahnya yang berapi-api.
Dalam pertemuan keagamaan di Kabul pada Juli lalu, Ansari sempat menyerukan hukuman penggal bagi orang-orang yang melakukan pelanggaran besar atau kecil terhadap aturan negara Emirat Islam Afghanistan, nama resmi Afghanistan di bawah rezim Taliban.
"Bendera ini [Taliban] tidak dikibarkan dengan mudah, dan tak akan diturunkan dengan mudah," tutur Ansari.
Sebagaimana diberitakan AFP, Ansari merupakan ulama pro-Taliban kedua yang terbunuh dalam insiden ledakan.
Rahimullah Haqqani telah lebih dulu terbunuh dalam bom bunuh diri yang menerjang sekolah madrasahnya di Kabul beberapa waktu lalu.
Haqqani diketahui sering mengeluarkan pernyataan 'panas' melawan ISIS.
ISIS cabang Afghanistan atau ISIS-Khorasan (ISIS-K) sendiri mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haqqani.
Sejak Taliban berkuasa, teror serangan ISIS-K kembali terjadi di Afghanistan. Sebagian serangan menyasar komunitas minoritas seperti masjid-masjid Muslim Syiah hingga situs agama terkait tokoh-tokoh pro-Taliban.