Kota Energodar di Ukraina dikabarkan ditembaki pasukan Rusia pada Selasa (6/9). Energodar merupakan 'rumah' bagi pembangkit nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia.
"Ada ledakan di Energodar, provokasi berlanjut, ada penembakan," tulis Wali Kota Dmytro Orlov di media sosial, seperti diberitakan AFP.
Dalam keterangan itu, ia juga meminta warga untuk tetap berjaga-jaga di dalam tempat penampungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada hari yang sama, petinggi Rusia yang berada di Zaporizhzhia Vladimir Rogov menyatakan terdapat serangan dari Ukraina.
"Ada tujuh serangan di sekitar kawasan PLTN," tulis Rogov di media sosial.
Kabar serangan itu muncul beberapa jam setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyerukan pembentukan zona keamanan di sekitar PLTN Zaporizhzhia yang kini telah diduduki Rusia.
Mereka mengatakan pembentukan zona keamanan dibutuhkan karena menilai situasi di sekitar kawasan itu tak lagi dapat dipertahankan dan demi mencegah bencana nuklir.
"Ada kebutuhan mendesak untuk tindakan sementara dalam mencegah bencana nuklir yang timbul akibat kerusakan fisik karena militer," kata IAEA seperti diberitakan AFP.
"Itu dapat dicapai dengan segera membentuk zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir."
Setelah pemeriksaan, IAEA juga mengeluarkan rekomendasi selain pembentukan zona keamanan.
"IAEA merekomendasikan penghentian penembakan di lokasi itu dan sekitarnya demi menghindari kerusakan lebih lanjut pada pabrik serta fasilitas terkait."
14 anggota IAEA diberangkatkan ke lokasi itu pekan lalu. Namun, sedikitnya dua orang akan berada di PLTN Zaporizhzhia secara permanen untuk memastikan keamanan fasilitas.