Presiden Rusia Vladimir Putin menyindir soal demokrasi di Inggris setelah Liz Truss terpilih menjadi perdana menteri menggantikan Boris Johnson.
Putin menyinggung fakta bahwa Truss terpilih dalam pemungutan suara yang digelar partai berkuasa di Inggris, Partai Konservatif, bukan warga seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang di Inggris Raya tak mengambil peran, dalam hal ini, dalam pergantian pemerintahan," kata Putin saat berbicara di forum ekonomi di Vladivostok, Rabu (7/9).
"Elite yang berkuasa di sana memiliki pengaturan sendiri. [Pemilihan pemimpin Inggris] jauh dari demokrasi. Orang-orang di Inggris Raya tak mengambil peran dalam pergantian pemerintahan," ujar Putin melanjutkan pernyataannya.
Putin juga menyinggung prospek hubungan diplomatik antara kedua negara. Namun, ia tak mengatakan lebih banyak.
Orang nomor satu di Rusia itu cukup menyadari posisi Partai Konservatif.
"Urusan kami adalah membela kepentingan kami sendiri, dan kami akan melakukannya secara konsisten, jangan ada yang meragukan hal itu," ungkap Putin lagi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan hubungan antara Moskow dan London yang renggang sejak invasi ke Ukraina berlangsung.
"Menilai dari pernyataan yang dibuat Ibu Truss saat dia masih menjadi menteri luar negeri, orang bisa mengatakan tidak ada perubahan yang lebih baik, yang diharapkan," kata Peskov.
Peskov juga memprediksi relasi Inggris dan Rusia bisa jadi lebih buruk di era Trusss karena pernyataan anti-Moskow selama menjabat sebagai Menlu.
"Saya tak ingin mengatakan bahwa segala sesuatu yang bisa berubah menjadi lebih buruk, karena sulit membayangkan sesuatu yang lebih buruk," pungkas dia.
Truss terpilih menjadi PM Inggris usai mengantongi perolehan suara 57,4 persen di putaran terakhir pemilihan PM di Partai Konservatif.
Sementara itu, rivalnya, Rishi Sunak mendapat 42,6 persen perolehan suara.
Usai mengantongi kemenangan, Truss bersumpah akan memangkas pajak dan menghidupkan kembali ekonomi Inggris yang lesu.
(isa/bac)