Kepergian Ratu Elizabeth II dan kenaikan Pangeran Charles menjadi Raja Inggris masih meramaikan berita internasional selama akhir pekan.
Berikut kilas berita internasional pada Sabtu (10/9) dan Minggu (11/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina mengklaim reaktor keenam atau terakhir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia kini terputus dan tak mengirimkan listrik, Minggu (11/9).
"Hari ini, 11 September 2022, pada pukul 03.41 dini hari [waktu setempat], unit No.6 ZNPP terputus dari jaringan listrik," demikian pernyataan dari Badan Nuklir Ukraina Energoatom.
"Persiapan tengah dilakukan untuk mendinginkannya dan mengubahnya dalam keadaan dingin," lanjut badan itu, dikutip dari AFP.
Raja Charles III baru saja dilantik menggantikan ibunya Ratu Elizabeth II memimpin Kerajaan Inggris. Akan tetapi, sorotan negatif langsung muncul terhadap suami dari Camilla tersebut.
Sebuah video diunggah di Twitter dengan akun @BBCLauraKT. Dalam video tersebut, Charles terlihat meminta tolong kepada para pelayan kerajaan menyingkirkan sejumlah benda di mejanya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukan negaranya telah merebut kembali sekitar 2.000 km wilayah yang sempat dikuasai Rusia.
"Pada saat ini, sejak dimulai pada September, sekitar 2.000 kilometer telah direbut kembali," kata Zelensky dalam video pada Sabtu (10/9), disitat dari AFP.
Kerajaan Inggris menyatakan proses pemakaman Ratu Elizabeth II akan dilakukan di Westminster Abbey, London pada Minggu (19/9) pukul 11.00 waktu setempat.
Istana Buckingham juga mengonfirmasi bahwa sang ratu, yang meninggal pada Kamis (8/9) di usia 96 tahun, akan dibawa ke Kapel ST George di Kastil Windsor, barat London, untuk upacara pengabdian.
Partai Komunis China disebut akan mengamandemenkan konstitusi pada Oktober mendatang.
Amandemen itu dilakukan bertepatan dengan pergantian presiden yang berlangsung lima tahun sekali -- yang diprediksi akan kembali dimenangkan Xi Jinping.
Belum diketahui secara detail pasal-pasal yang akan diganti lewat amandemen tersebut, namun sejumlah pengamat memperkirakan langkah tersebut akan memperkuat filosofi Jinping ke dalam landasan negara.