Pasukan Ukraina juga diyakini berhasil melancarkan propaganda serangan "tipuan" guna "mengecoh" tentara Rusia.
Ahli strategi dari Institute for the Study of War mencatat para pemimpin dan militer Ukraina getol membahas serangan mereka di selatan terutama Kherson ke media. Padahal, di saat bersamaan, pasukan Ukraina tengah mempersiapkan serangan balik di timur dan timur laut negara tersebut.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut lembaga think-thank itu, taktik ini berhasil membingungkan pasukan Rusia yang akhirnya lebih fokus mengerahkan pasukan dan senjata ke selatan Ukraina ketimbang di Kharkiv Oblast.
Taktik mengecoh ini dinilai para ahli perang semakin sukses dengan pergerakan militer Ukraina yang cepat dan gesit di lapangan saat melancarkan serangan balik di Kharkiv.
Pergerakan pasukan yang cepat ini dinilai menempatkan Rusia "dengan dilema waktu dan ruang yang mengerikan," ucap seorang analisis oleh Institute for the Study of War.
Selain Kharkiv Oblast, ia mengatakan Rusia berisiko kehilangan Luhansk dan Donetsk yang selama ini diklaim diduduki sepenuhnya oleh mereka dan pasukan separatis pro-Moskow.
Seperti pepatah: sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, serangan "tipuan" Ukraina di Kherson justru menambah kemajuan pasukan Presiden Volodymyr Zelensky di lapangan.
"Pasukan Ukraina dilaporkan telah menyerang dan memperoleh keuntungan di beberapa lokasi penting di tepi barat Sungai Dnipro," ucap analis Institute for the Study of War seperti dikutip dari CNBC.
"Ukraina telah melakukan kekuatan tempur yang cukup besar dan memfokuskan menggunakan sebagain besar senjata dengan sistem presisi jarak jauh yang dipasok negara Barat. Jadi, tidak mungkin hanya melakukannya (serangan di Kherson) hanya untuk mengecoh pasukan Rusia ke daerah tersebut."
Pergerakan pasukan Ukraina memang pelan-pelan meningkat sejak sejumlah negara Barat, terutama AS, mengirim berbagai jenis senjata terutama senjata presisi jarak Jauh.
Pasukan Ukraina dinilai melakukan "serangan yang terampil" ke daerah-daerah musuh dengan memaksimalkan sistem senjata Barat seperti HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi terutama untuk menyerang jalur komunikasi darat Rusia di Kharkiv dan Kherson.
Beberapa pejabat Barat juga menganggap kehadiran HIMARS di Ukraina menjadi "game changer" dalam peperangan dengan Rusia.
(rds)