Selain itu perang yang berkecamuk di Ukraina juga kemungkinan terhenti. Rusia menginvasi negara tetangganya pada Februari lalu.
Hari-hari setelah itu, ledakan dan pertempuran terus terjadi hingga sekarang.
"[Perang] ya tidak bisa lanjutkan perang," kata pengamat Hubungan Internasional, Suzie Sudarman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengatakan jika Putin meninggal birokrasi baru tak mampu membantu koalisi.
"Dalam keadaan sulit tersebut, akan terbangun koalisi longgar, yang cenderung melunakkan posisi Rusia dalam menangani urusan Ukraina dan NATO," ujar Rezasyah.
Rusia menginvasi Ukraina, menurut Rezasyah, karena cemas negara itu akan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Jika bergabung, negara itu disebut akan menjadi pangkalan militer aliansi ini.
Putin memegang kendali di Rusia lebih dari dua dekade. Ia menjadi pemimpin dari 2000 hingga 2008.
Kemudian ia menjadi presiden Rusia lagi pada 2012 hingga sekarang.
Kepemimpinan Putin akan berakhir pada 2024. Namun, pada 2020, ia mengubah konstitusi Rusia.
Aturan baru itu memungkinkan dia mencalonkan diri selama dua periode hingga 2036.
Sejumlah pengamat menilai, jika ekonomi gagal dan ketidakpuasan publik tumbuh, faksi lain mungkin mencoba merebut kendali.
(bac)