Aksi Pedemo Pro Pemerintah Iran: Pelanggar Al Quran Harus Dieksekusi

CNN Indonesia
Sabtu, 24 Sep 2022 11:40 WIB
Demo yang diorganisasikan pemerintah Iran berlangsung sejumlah kota negara itu pada Jumat (23/9).
Demo yang diorganisasikan pemerintah Iran berlangsung sejumlah kota negara itu pada Jumat (23/9). (AP/Francisco Seco).
Jakarta, CNN Indonesia --

Demo yang diorganisasikan pemerintah Iran berlangsung sejumlah kota negara itu pada Jumat (23/9). Unjuk rasa dilakukan untuk melawan pemrotes anti-pemerintah yang berunjuk rasa usai kematian Mahsa Amini.

Berdasarkan cuplikan video stasiun televisi pemerintah, para pendemo pro-pemerintah mengecam pemrotes anti-pemerintah sebagai "tentara Israel."

"Pelanggar Al-Quran harus dieksekusi," ujar mereka. Demo tersebut kemudian berujung rusuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan akun Twitter 1500tasvir, kerusuhan terjadi di Kota Isfahan. Bentrok ini melibatkan pemrotes anti-pemerintah dan petugas keamanan.

Akun tersebut juga menunjukkan protes anti-pemerintah di beberapa wilayah ibu kota dan di Shahin Shahr.

Sementara itu, stasiun televisi pemerintah mengklaim setidaknya 35 orang terbunuh dalam kerusuhan yang terjadi beberapa hari terakhir.

Tak hanya itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menilai demo pro-pemerintah ini merupakan contoh dari kekuatan pemerintahan saat ini.

"Orang-orang yang hadir (di demo)pada hari ini merupakan kekuatan dan kehormatan Republik Islam," kata Raisi pada Jumat (23/9).

Sebagaimana diberitakan Reuters, protes di Iran merebak setelah kematian Mahsa Amini. Amini sempat ditangkap polisi moral Iran karena tak menggunakan pakaian yang sesuai lalu meninggal dunia.

Kematian Amini lalu memercikan kemarahan masyarakat terhadap pembatasan yang terjadi di Iran, termasuk pembatasan pakaian bagi perempuan, pun ekonomi di negara itu yang semakin kacau akibat sanksi.

Dalam protes ini, beberapa orang bahkan memotong rambut dan membakar hijab mereka di depan umum, menyerukan lengsernya pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Pemerintah Iran menghambat jaringan internet dan bahkan menangkap sejumlah mahasiswa dan aktivis di rumah mereka demi mengendalikan protes.

Majid Tavakoli, seorang mahasiswa yang kini menjadi aktivis hak asasi manusia ditangkap pada kemarin malam.

"Mereka menyerbu rumah dan menangkap Majid saat dia tertidur. Kami tak bisa melakukan apapun. Tolong sebarkan berita ini," kata saudara Majid, Mohsen Tavakoli dalam pernyataan Twitter.

(pwn/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER