Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Sunni terkemuka dan pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin Mesir meninggal dunia pada usia 96 tahun.
Qaradawi dipenjara beberapa kali di negara asalnya Mesir karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin. Ia kemudian dinaturalisasi sebagai warga negara Qatar, tempat ia tinggal sejak 1961.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Imam Yusuf al-Qaradawi telah meninggal setelah mendedikasikan hidupnya untuk membuat Islam dikenal dan membela komunitasnya," tulis tweet di akun resminya, dikutip dari AFP.
Belum diketahui pasti penyebab kematiannya.
Didirikan pada 1928, Ikhwanul menjadi gerakan oposisi utama di Mesir, serta di negara-negara lain di kawasan itu sejak beberapa tahun silam.
Kairo memasukkan gerakan itu ke daftar hitam sebagai organisasi "teroris" pada 2013, dan sejak itu memenjarakan ribuan anggota dan pendukungnya serta mengeksekusi puluhan orang.
Kelompok Islam tersebut secara konsisten membantah adanya kaitan dengan kekerasan.
Putri Qaradawi, Ola ditahan di Mesir selama empat setengah tahun karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin. Ia dibebaskan tahun lalu tetapi masih menghadapi dakwaan.
Qaradawi memimpin Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, sebuah asosiasi Sunni, dan jaringan Al Jazeera yang berbasis di Qatar secara teratur menyiarkan khotbahnya.
Ia juga mendirikan IslamOnline, sebuah situs web yang mengeluarkan panduan bagi umat Islam dalam segala hal mulai dari cinta dan seks hingga cara salat.
Dalam beberapa tahun terakhir, Qatar telah bergerak untuk berdamai dengan pemerintah Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Ia menjadi panglima militer memimpin penggulingan mendiang presiden Mohamed Morsi pada 2013, seorang anggota Ikhwanul Muslimin.
(fra/afp/fra)