Turki mengklaim bahwa Indonesia dan Malaysia tertarik membeli drone bersenjata buatan perusahaan pertahanan Ankara, Baykar.
"Banyak negara Asia, terutama Malaysia dan Indonesia, menunjukkan ketertarikan yang besar pada produk industri pertahanan kami," ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, saat konferensi pers di Tokyo, Senin (28/9).
Seperti dilansir Reuters, ia kemudian berujar, "Kesepakatan tengah ditandatangani. Kami dengan senang hati [juga] akan memenuhi kebutuhan drone Jepang."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reuters melaporkan bahwa ketertarikan terhadap drone Turki memang meningkat setelah bukti keberhasilan senjata itu saat dipakai di berbagai tempat konflik, seperti Suriah, Ukraina, dan Libya.
Pada 21 September, Reuters melaporkan Baykar mengirimkan 20 drone bersenjata ke Uni Emirat Arab bulan ini.
CNNIndonesia.com sudah menghubungi juru bicara Menhan Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak, untuk meminta konfirmasi mengenai ketertarikan Indonesia untuk membeli drone Turki. Namun, dia tak segera memberikan respons.
Indonesia sendiri tercatat beberapa kali membeli senjata dari Turki, salah satunya anti-torpedo. Kesepakatan itu terjalin pada 2019 lalu.
Dalam kesepakatan itu, RI membeli sistem anti-torpedo kapal selam, yang mencakup sistem pengacau atau jammer ZOKA dan alat umpan pada 22 Oktober 2019, demikian laporan Janes.com.
Alat pengacau itu bekerja dengan memancarkan suara yang memenuhi frekuensi operasi akustik torpedo, sementara umpannya dapat diprogram untuk mensimulasikan karakteristik akustik dan hidrografik kapal selam induknya.
Alat dan sistem itu akan disematkan di kapal selam Nagapasa Tipe 209/1400.
(isa/has)