Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Yair Lapid untuk pertama kalinya sejak lebih dari satu dekade pada Selasa (20/9).
Kedua pemimpin negara itu bertemu di sela-sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di markas PBB, New York.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan tersebut, Lapid "mengangkat isu warga Israel yang hilang dan ditangkap, juga pentingnya membawa mereka pulang," dikutip dari pernyataan kantor perdana menteri Israel, seperti dilansir AFP.
Lapid juga mengangkat kekhawatiran terkait Iran dan berterima kasih kepada Erdogan atas "kerja sama intelijen."
Sementara itu, dalam pertemuan di majelis umum PBB, Erdogan kembali mengangkat pentingnya mendukung pembangunan negara Palestina, di mana Yerusalem Timur merupakan ibu kotanya.
Walaupun begitu, Erdogan mengatakan Turki "bertekad terus mengembangkan relasi dengan Israel demi masa depan, perdamaian, dan stabilitas tak hanya di kawasan, tetapi di Israel, warga Palestina, dan warga kami."
Sebagaimana diberitakan AFP, Turki merupakan negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada 1949.
Namun, hubungan antara Israel dan Turki sempat dingin usai Israel melakukan serangan di kapal Mavi Marmara Turki pada 2010. Akibat serangan ini, sepuluh warga sipil tewas.
Tak hanya itu, kepemimpinan Erdogan yang membawa Turki ke sekularisme membuat hubungan Ankara dan Tel Aviv renggang.
Meski begitu, Turki dan Israel berupaya memperbaiki hubungan keduanya.
(pwn/bac)