Amerika Serikat mendesak warga negaranya untuk segera angkat kaki dari Rusia karena kekhawatiran bakal disuruh mengikuti wajib militer dan berpotensi dikirim perang di Ukraina.
"Warga AS tak diperkenankan bepergian ke Rusia, dan mereka yang tinggal atau bepergian di Rusia harus segera meninggalkan Rusia selagi pilihan perjalanan komersial yang terbatas masih ada," demikian pernyataan Kedubes AS, Selasa (27/9).
Kedubes AS memperingatkan bahwa pemerintah Rusia baru saja menerapkan mobilisasi wajib militer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka khawatir Negeri Beruang Merah bakal merekrut warga yang punya dua kewarganegaraan, Rusia dan AS.
"Rusia mungkin menolak mengakui dwikewarganegaraan AS, menolak akses kekonsuleran AS, mencegah mereka meninggalkan Rusia, kemudian merekrut pemegang dua kewarganegaraan untuk wajib militer," tulis Kedubes AS.
Kedubes AS juga memperingatkan bahwa saat ini, pilihan penerbangan komersial sangat terbatas dan kerap tidak tersedia dalam waktu cepat.
Sementara itu, rute darat dengan mobil dan bus pun padat, meski masih bisa beroperasi.
"Jika Anda ingin meninggalkan Rusia, Anda harus membuat pengaturan [perjalanan] independen sesegera mungkin," lanjut pernyataan itu.
Kedutaan Besar AS, katanya, memiliki keterbatasan dalam membantu warga AS, termasuk dalam hal pilihan transportasi.
Selain itu, mereka juga memperingatkan di Rusia tak ada jaminan soal hak menyampaikan pendapat secara damai dan kebebasan ekspresi.
"Jauhi protes sosial dan politik, jangan memotret petugas keamanan dalam demo itu. Pihak Rusia telah menangkap warga AS yang berpartisipasi dalam demo itu," tulis Kedubes AS di situs resminya.
Peringatan itu muncul usai Rusia mengumumkan mobilisasi wamil parsial ke Ukraina. Seruan ini memicu "kabur massal" dan demonstrasi.
Banyak warga laki-laki Rusia kabur ke luar negeri karena takut direkrut untuk berperang di Ukraina.