Melalui serangkaian kicauan di Twitter, Drew Thompson, mantan pejabat Departemen Pertahanan untuk China, Taiwan dan Mongolia, menggambarkan desas-desus Xi Jinping dikudeta ini merupakan "kebohongan total."
Meski begitu, ia tidak menampik bahwa pembahasan pergantian kepemimpinan di China sudah ada sejak lama dan semakin intens sejak pandemi Covid-19 terjadi.
"Rumor bahwa Xi Jinping telah ditangkap memiliki alasan karena ini adalah momen politik yang sensitif di China," kata Thompson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumor kudeta ini memang beredar ketika Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa hendak menggelar kongres nasional tahunannya lagi di Beijing pada 16 Oktober mendatang. Sejumlah pengamat yakin Xi bakal terpilih lagi sebagai Presiden China untuk ketiga kalinya dalam kongres tersebut.
Meski begitu, Thompson menilai kebangkitan oposisi terhadap rezim Xi mungkin saja muncul menjelang kongres ini.
"Meskipun kurangnya bukti bahwa Xi menghadapi oposisi internal, spekulasi tetap ada. Ini meningkatkan harapan bagi sebagian orang (oposisi), bahwa Xi akan ditangkap," ucapnya seperti dikutip Neewsweek.
Frida Ghitis, kolumnis urusan dunia dan mantan koresponden CNN, juga menepis "rumor liar" yang keluar dari China ini soal kudeta.
"Media sosial ramai dengan klaim bahwa telah terjadi kudeta di China, bahwa Xi Jinping berada di bawah tahanan rumah. Tetapi tidak ada bukti bahwa ini benar," paparnya.
(pwn/rds)