Arab Saudi menyambut baik dukungan PM Lapid atas solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Dalam wawancara bersama Al Arabiya TV pada Jumat (23/9), Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengungkapkan pernyataan Lapid tersebut bernada "positif" jika diubah menjadi aksi.
Faisal juga mengungkapkan perdamaian dapat dicapai jika ada dialog langsung antara Israel dan Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palestina juga segera merespons pernyataan Lapid tersebut. Presiden Mahmoud Abbas mendesak Israel untuk kembali bernegosiasi dengan negaranya.
"Ujian sebenarnya dari kredibilitas dan keseriusan langkah ini adalah pemerintah Israel kembali ke meja negosiasi secepatnya," tutur Abbas dalam sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (23/9), dikutip dari Reuters.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah atas keputusan dan pidato Lapid. Ia menilai hal tersebut sebagai sebuah kelemahan.
"Lapid telah membahayakan masa depan kita dan keberadaan kita di isu Palestina dan isu Iran," kata Netanyahu merespons pidato Lapid di PBB, dikutip dari i24 News.
Ia lalu berkata, "Malam ini kita telah mendengar pidato yang penuh kelemahan, kekalahan, dan menyerah."
Tak hanya di Timur Tengah, pernyataan Lapid juga menuai respons dari negara lainnya terutama yang selama ini mendukung Palestina seperti Malaysia dan Indonesia.
Perdana MenteriMalaysiaIsmail Sabri Yaakob mendukung proses perdamaian antaraIsrael danPalestina pada Sabtu (24/9) dini hari.
"Pendirian Malaysia sejak lama sama sekali tidak mendukung Israel dalam organisasi internasional apapun sampai Palestina mendapatkan haknya sebagai negara merdeka," tulis Ismail Sabri dalam unggahannya di Instagram.
"Malaysia juga mendukung proses perdamaian antara Israel dan Palestina, pun berakhirnya pendudukan Israel di wilayah yang diduduki Palestina," lanjutnya.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia juga merespons pidato Lapidtersebut.
"Apa yang disampaikan tersebut harapan dari pihak Israel, sementara dari pihak Indonesia, posisi tetap sama," ujar juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (24/9).
Ia kemudian menyampaikan pada intinya, tercapainya solusi dua negara ditandai dengan diselenggarakannya perundingan yang berarti dan kredibel.
(pwn/rds)