2 Sekutu Putin Olok-olok Kekalahan Rusia di Lyman Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 12:58 WIB
Dua sekutu dekat Presiden Vladimir Putin semakin getol mengkritik militer Rusia yang dinilai makin frustrasi menyusul kekalahan di beberapa kota di Ukraina.
Wajib militer di Rusia menyusul kemunduran pergerakan pasukan di Ukraina. (Foto: AFP/OLGA MALTSEVA)

Selain Kadyrov, wakil ketua parlemen Duma sekaligus mantan jenderal, Andrey Gurulyov, sampai tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata berdasarkan penjelasan militer soal kekalahan pasukan Rusia di Lyman.

"Saya tidak mengerti mengapa mereka (militer Rusia) tidak menilai dengan benar situasi pada waktu itu, tidak memperkuat pasukan," kata Gurulev kepada saluran digital pro-Kremlin, Soloviev Live, pada Minggu (2/10).

"Pasukan Rusia itu telah dikutuk oleh sistem, kebohongan yang terus-menerus yang melihat masalah di dalam militer tapi berusaha ditutup-tutupi oleh para elite," papar Gurulyov lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghinaan publik semacam itu terhadap para elite militer Rusia yang menjalankan perang Rusia di Ukraina merupakan sikap yang signifikan dan langka. Sebab, selama ini Rusia membungkam ketat kritik operasi militernya di Ukraina.

Rusia bahkan mengesahkan undang-undang yang dapat menghukum setiap pihak yang dinilai menyebarkan informasi palsu terkait invasi di Ukraina.

Sejumlah pihak juga menilai kritik dan penghinaan semacam ini semakin menunjukkan tingkat frustrasi di kalangan elit Putin atas kelanjutan invasi.

Media pemerintah Rusia, Russia-24 membeberkan alasan penarikan pasukan dari Lyman adalah karena "musuh menggunakan artileri buatan Barat dan intelijen dari negara NATO."

Hujanan kritik terhadap para jenderal Rusia ini datang setelah Ukraina berhasil melancarkan perlawanan sengit hingga menendang pasukan Rusia dari Lyman, Donetsk, dan dua wilayah lain di Kherson. Kedua wilayah itu telah dicaplok Rusia pada Jumat pekan lalu.

Ukraina berhasil menyapu bersih tentara Rusia hanya berselang sehari setelah mereka memasuki kota di utara Donetsk tersebut.

Pergerakan pasukan Ukraina ini semakin meyakinkan banyak pihak jika Rusia sebenarnya semakin terdesak dalam melancarkan invasinya bahkan setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan pencaplokan empat wilayah eks negara Uni Soviet itu.

Rusia mendeklarasikan pencaplokan usai keempat wilayah itu menggelar referendum. Hasil referendum "semu" mengklaim mayoritas warga di empat wilayah pendudukan Rusia itu ingin bergabung dengan Negeri Beruang Merah.

(rds/bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER